Jakarta Rusuh, 3 Tewas

Jakarta Rusuh, 3 Tewas

JAKARTA - Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, kemarin (29/9), seperti berubah menjadi arena pertempuran. Itu terjadi ketika dua kelompok massa terlibat saling bentrok. Pertemuan dua kelompok itu terkait dengan persidangan kasus Blowfish yang disidangkan di Pengadilan Negeri Jaksel, yang terletak di jalan itu. Peristiwa terjadi saat sidang perdana mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji baru saja usai, sekitar pukul 12.30. Puluhan orang yang menunggu sidang kasus Blowfish dimulai tampak berada di halaman depan PN Jaksel. Namun tiba-tiba, dari arah Cilandak, datang sekelompok orang yang menyerang kelompok yang berada di depan gedung pengadilan. Mereka menumpang tiga buah Kopaja 608 (bus) jurusan Blok M - Tanah Abang. Mereka menyerang dengan menggunakan senjata api (pistol), ketapel, dan anak panah. Kejadian tiba-tiba itu membuat suasana di depan pengadilan menjadi ramai. Kelompok massa yang berada di PN membalas serangan itu dengan menggunakan parang dan senjata tajam lainnya. Petugas kepolisian yang sebelumnya menjaga sidang Susno langsung mensterilkan Jalan Ampera. Kendaraan yang datang dari arah Kemang dan hendak menuju ke arah Cilandak atau Ragunan dipaksa untuk balik arah. Sementara kendaraan, baik mobil pribadi maupun angkutan umum yang sudah berada di Jalan Ampera, berusaha segera keluar dari jalan itu. Jalanan yang sudah lengang membuat perang terbuka tak terelakkan. Kelompok yang berada di pengadilan berusaha berlindung dari tembakan kelompok yang menumpang Kopaja. Saat suara tembakan tak terdengar lagi, mereka balas bergerak. ”Peluru mereka habis. Peluru habis,” teriak salah satu anggota kelompok mengajak rekannya untuk balik menyerang, sembari mengacungkan parangnya. Tembakan peringatan yang sempat dikeluarkan petugas tak serta merta menghentikan keributan. Upaya petugas untuk melerai pun tak banyak membuahkan hasil. Bentrok mulai mereda setelah tambahan personel dari Polda Metro Jaya datang dan membuat barikade untuk memisahkan kedua kelompok. Nus Key, seorang pemuda yang mengaku dari Maluku Utara mengatakan, dia bersama dengan teman-temanya sedang menunggu sidang kasus Blowfish. ”Tiba-tiba mereka datang, diduga (dari kelompok Flores. Begitu turun langsung menyerang, cabut pistol dan parang. Anak-anak ditembakin,” tuturnya kepada wartawan. Dia tidak bisa memastikan dari kelompok mana yang telah menyerang kelompoknya. ”Yang pasti mereka yang bermasalah dengan saya di Blowfish,” imbuhnya. Menurutnya, kekuatan kelompok penyerang lebih banyak dibanding pihaknya. Dia menyebut jumlah 50 orang yang berada di pengadilan. Dari pihaknya, satu orang tewas di tempat karena luka tembak di bagian mata. Itu masih ditambah dengan luka terkena sabetan parang. ”Polisi harusnya bertindak. Mereka punya senjata api jadi harus ditangkap. Kita bereaksi karena ada anak-anak yang mati. Artinya kita melakukan pembelaan diri,” terangnya. Dalam peristiwa itu, tiga orang tewas. Mereka adalah Fredy Merkuri, Syaifudin, dan Agustinus Tomazoa. Satu korban dalam kondisi kritis karena luka tembak adalah Jaya Kusuma Madang, dirawat di RS Pondok Indah. Salah satu yang ditemukan di depan kantor Medco disebutkan dalam kondisi tangan kanan putus dan muka tidak dapat dikenali. Satu korban lagi ditemukan di dalam kantor Law Office Ray Tofik Chandra dan satu korban tidak diketahui lokasi tewasnya. Tidak hanya dari pihak yang bertikai, tiga polisi juga menjadi korban, termasuk Kapolres Jaksel Kombes Pol Gatot Eddy Pramono. Dia terserempet peluru di lutut kirinya. Dua lainnya adalah Briptu Gerhana (luka tembak di kaki) dan AKP Lambua (luka tembak di telapak tangan). Kepala Divisi Humas Polda Metro Jaya Kombes Boy Rafli Amar yang ikut terjun di lokasi bentrokan menuturkan, pihaknya masih menyelidiki motif di balik penyerangan itu. Dia mengungkapkan, petugas mendapatkan barang bukti berupa delapan selongsong proyektil dari senjata api yang ditembakkan. “Kita masih terus mendata guna menyelidiki kejadian ini,” katanya. ”Kami juga perlu memastikan kelompok-kelompok ini dari mana. Akan kami dalami,” tambah Kapolres Jaksel Gatot Eddy Pramono. Informasi yang diperoleh, peristiwa bentrokan kemarin terkait dengan insiden yang terjadi dalam persidangan kasus Blowfish yang digelar pekan lalu (22/9). Ketika itu, terdakwa mendapat serangan dari kelompok pendukung korban. Terdakwa Bernadus Malela saat keluar dari ruang tahanan menuju ruang sidang mendapat pukulan dari massa pendukung korban. Terdakwa lainnya, Karnoslolo, juga sempat diincar. Namun massa berhasil dibubarkan petugas dengan tembakan peringatan. Peristiwa bentrokan di Jalan Ampera kemarin mendapat perhatian dari Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Timur Pradopo. Dia ikut turun meninjau lokasi bentrokan. Dia membantah kecolongan dengan terjadinya insiden tersebut. ”Kejadiannya di jalan, sementara kita konsentrasi di sidang pengadilan,” katanya. Namun Timur mengatakan, aparatnya berhasil melokalisir area bentrokan. Sehingga kemudian petugas melanjutkan melakukan penyisiran dan memberikan pertolongan pada korban. Jenderal bintang dua itu mengungkapkan, pihaknya tetap akan melakukan pengamanan seperti biasa pada persidangan-persidangan mendatang. namun pihaknya juga memberikan pengamanan lebih di luar area sidang. ”Kita akan terus lakukan sidang lanjutan artinya ditempat yang sama dan kita tidak ragu-ragu untuk segera menyelesaikan kasus ini,” paparnya. Sementara humas PN Jaksel Ida Bagus Dwiyantara mengatakan, pihaknya tengah mempertimbangan untuk memindahkan lokasi persidangan kasus Blowfish. ”Tapi masih baru wacana dan masih akan dikonsultasikan. Sebaiknya memang di kantor polisi,” kata Ida Bagus. Pihaknya, lanjut Ida Bagus, juga akan membuat laporan ke ketua Pengadilan Tinggi DKI Jakarta sekaligus meminta persetujuan pemindahan lokasi sidang kasus Blowfish. ”Kita akan koordinasikan juga dengan pihak keamanan,” terangnya. (fal/ibl/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: