Polri Beber Otak di Balik Rencana Pembunuhan 4 Pejabat Negara

Polri Beber Otak di Balik Rencana Pembunuhan 4 Pejabat Negara

JAKARTA - Polri akhirnya membeberkan otak di balik rencana aksi pembunuhan empat pejabat negara dan seorang pimpinan lembaga survei. Polisi juga mengungkap dalang aksi kerusuhan 21-22 Mei lalu. Untuk semakin meyakinkan publik, Polri memutarkan video pengakuan para pelaku. Empat pejabat Negara yang ditarget yaitu Menko Polhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Budi Gunawan, serta Staf Khusus Presiden Bidang Intelejen dan Keamanan Gories Mere. Dari tiga video yang diputar di hadapan media saat jumpa pers di kantor Kementerian Polhukam, Selasa (11/6), para pelaku mengaku mendapat perintah dari mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein. Video pertama yang ditunjukkan Polri adalah pengakuan tersangka bernama Iwan. Dalam video itu, Iwan mengatakan pada Maret 2019, Kivlan Zein mengajaknya bertemu di Masjid Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pada pertemuan itu, Iwan mengaku diberikan uang SGD 15.000 (dolar Singapura). Saat itu juga uang ditukarkan ke money changer menjadi Rp150 juta. Uang tersebut, menurut Iwan, diberikan Kivlan untuk pembelian empat senjata api. “Dua senjata laras pendek dan dua senjata laras panjang. Saya domisili Cibinong, Bogor. Saya diamankan polisi terkait ujaran kebencian, kepemilikan senjata api, dan ada kaitannya senior saya yakni Mayor Jenderal Kivlan Zein,” ucap Iwan dalam video tersebut. Pada video kedua, ada pengakuan dari tersangka Tajudin. Dalam video itu dia mengaku dapat perintah dari Kivlan Zein untuk mengeksekusi atau membunuh Menko Polhukam Wiranto, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Kepala BIN Budi Gunawan, serta Staf Khusus Presiden Bidang Intelejen dan Keamanan Gories Mere. “Saya mendapat perintah dari Mayjen Purn Kivlan Zein melalui Haji Kurniawan alias Iwan untuk menjadi eksekutor,” demikian pengakuan Tajudin dalam video yang ditunjukkan polisi. Terakhir, video pengakuan dari tersangka Irfansyah yang mengaku bertemu dengan Kivlan Zein di Masjid Pondok Indah, dua hari usai Pemilu. Dalam pertemuan itu Irfansyah diperintahkan untuk mengeksekusi atau membunuh Direktur Eksekutif Charta Politica, Yunarto Wijaya. “Pak Kivlan Zein berkata kepada saya, coba kamu cek alamat ini, kamu foto dan videokan. Nanti saya kasih uang operasional Rp 5 juta. Cukuplah untuk bensin makan,” ucap Irfan dalam video. “Kalau kamu berhasil eksekusi, saya nanti jamin anak dan istri bisa liburan ke mana pun,” lanjut Irfansyah di video itu. (fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: