Polisi Buru Pemilik Lima Bom Aktif, Belum Mengarah pada Indikasi Terorisme

Polisi Buru Pemilik Lima Bom Aktif, Belum Mengarah pada Indikasi Terorisme

CIREBON-Lima benda yang merupakan bahan peledak aktif yang ditemukan di TPSS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara) Sukalila, Kota Cirebon, masih terus didalami. Hingga kini, polisi masih melacak siapa pemiliknya. Polisi juga memastikan belum mengarah pada indikasi terorisme. Kapolres Cirebon Kota AKBP Roland Ronaldy melalui PS Kasubag Humas Iptu Momon Sukarman menuturkan, penemuan tersebut masih dalam penyelidikan Satuan Reskim Polres Cirebon Kota dan Tim Jihandak Brimob Detasemen C Pelopor Polda Jabar. Polres Cirebon Kota mendalami siapa pemilik barang tersebut, sementara tim Brimob meneliti jenis lima bahan peledak yang disebut masih aktif itu. “Ya, sampai hari ini (kemarin, red) masih kita lakukan penyelidikan. Nanti diinfokan agar kasusnya terang benderang. Sejauh ini belum ada indikasi terkait terorisme. Kita temukan dulu pemiliknya agar tahu detail dari penemuan ini,” jelasnya kepada Radar Cirebon. Ditambahkan Momon, pihaknya pun masih menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim Jihandak Satbrimobda Detasemen C Pelopor Polda Jabar untuk mengetahui jenis bom yang ditemukan tersebut. “Untuk detailnya masih kita masih tunggu hasil pemeriksaannya, termasuk untuk mengetahui jenis bom dan detail-detail lainnya. Untuk kita (Polres Cirebon Kota, red) fokus melacak siapa pemiliknya,” tambahnya. Sebelumnya, Kapolres Cirebon Kota AKBP Roland Ronaldy memastikan 5 benda itu merupakan bahan peledak. “Sudah dibawa dan dipastikan itu bom atau bahan peledak. Sekarang masih diperiksa di Mako Brimob dan mau dieksplor di sana,” ucap kapolres, Sabtu malam lalu (15/6). Meski sudah dipastikan itu bahan peledak, pihaknya masih belum mengetahui jenis dan tingkat daya ledak lima bom tersebut. Namun dari ciri-ciri fisik, lima bahan peledak tersebut merupakan dua jenis yang berbeda. Selain mengamankan bahan peledak, petugas hingga tengah malam masih melakukan pemeriksaan terhadap Yanto dan Andri. Yanto yang menemukan bahan peledak itu, lalu ditemani Andri menyerahkannya ke Mapolres Cirebon Kota. Petugas juga melakukan olah TKP di lokasi penemuan bom. Kapolres menegaskan penyidik juga mendalami motif pembuangan bom di tempat sampah. \"Karena semua orang bisa saja membuang sampah di situ. Yang jelas kita masih penyelidikan dan terus kita dalami. Kita juga melakukan antisipasi dengan adanya temuan ini,\" tutur Roland. Seperti diketahui, Yanto dan Andri membawa lima benda itu ke Mapolres Cirebon Kota, Sabtu (15/6) sekitar pukul 19.00. Dari laporan keduanya, Yanto lah yang diketahui menemukan pertama kali di TPSS Sukalila sekitar pukul 16.00. “Jadi itu ditemukan di tempat sampah kemudian karena takut dibawalah ke kantor polisi,\" kata Kapolres Roland. Dijelaskan Roland, Yanto selaku orang yang menemukan lima benda itu sempat membawanya ke rumah. Saat ditunjukkan kepada Andri yang juga sesama pemulung, disarankan untuk dibawa dan dilaporkan ke pihak kepolisian. “Akhirnya mereka ke sini dan ditemui oleh petugas di pos penjagaan,” terang Roland. Saat ditunjukkan kepada petugas di pos penjagaan, mereka diminta untuk meletakkan barang yang terbungkus plastik tersebut. Yakni di depan ATM yang berada persis di samping pos penjagaan. “Karena kan takut kalau itu bahan peledak. Takut kalau meledak di situ,” imbuh Roland. Atas laporan tersebut, pihak kepolisian kemudian melokalisasi area sekitar pos penjagaan untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan. Polisi menjaga radius aman agar tidak dilintasi masyarakat maupun anggota. “Setelah itu kita menghubungi Brimob untuk memastikan apakah itu bahan peladak atau bukan,” terang dia. Yanto yang merupakan warga Jl Kapten Samadikun, Kota Cirebon, memang sempat tidak mengira jika barang yang ditemukannya itu merupakan bahan peledak atau bom. Karena itu, lima bom yang terbungkus plastik itu dibawa ke rumahnya dan menjadikannya sebagai barang rongsokan. Dan, Andri lah yang akhirnya mengatakan itu bahan peledak. Andri kemudian menyarankan Yanto untuk melaporkan barang tersebut ke pihak kepolisian. Tak lama, keduanya langsung bergegas menuju Mapolres Cirebon Kota dan membawa kantong kresek berisi 5 bom tersebut.  Usai meletakkan barang tersebut di depan ATM atau di samping pos penjagaan, petugas kemudian berupaya melokalisasi sekitar pos penjagaan dengan memasang garis polisi. Berdasarkan pengakuan kepada polisi, Yanto dan Andri sangat berhati-hati ketika membawa lima  bom tersebut ke Polres Cirebon Kota. Mereka khawatir benda tersebut membahayakan nyawanya. “Karena saking hati-hatinya membawa benda itu naik motor, mereka berhenti dulu ketika ada jeglongan di jalan. Mereka turun, lalu naik lagi,\" ucap Kapolres Roland. Terpisah, dari foto-foto yang beredar pada lima benda itu, terdapat tulisan pada kemasan kaleng benda yang diduga bom tersebut. Yakni 555 CS serta nomor registrasi lainnya. Sehingga, kuat dugaan bahwa benda tersebut bukanlah produk handmade atau rakitan melainkan buatan pabrikan. Dari penelusuran di situs http://jcammo.com/draft-grenades-anti-riots-armored-vehicles-smoke-dischargers/seri 555 CS yang terlihat dari tulisan pada kemasan kaleng pada benda tersebut berasal dari Less Lethal (Federal Laboratories/Armor Holding) yang merupakan kategori granat tangan. Benda ini umumnya standar militer atau untuk kegiatan operasional  di lapangan berupa granat asap atau gas air mata. (dri/day)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: