Petani Tebu Tagih Janji Jokowi, Minta Pemerintah Segera Tetapkan Harga Jual Gula
CIREBON–Sejumlah petani mengaku waswas dengan belum ditetapkannya harga jual gula oleh pemerintah, meski saat ini pabrik sudah mulai melakukan penggilingan tebu. Padahal sebelumnya, melalui Presiden RI Joko Widodo, para petani sudah melakukan pertemuan sebanyak dua kali. Dalam pertemuan tersebut, presdien berjanji akan segera menentukan harga jual gula dengan patokan menaikkannya dari harga penjualan tahun lalu. Hal tersebut disampaikan Ketua DPC APTRI PG Tersana Baru, H Mulyadi saat ditemui Radar Cirebon kemarin (17/6). Menurutnya, sampai dengan saat ini, pemerintah belum menetapkan harga penjualan gula sehingga petani masih deg-degan karena khawatir tidak sesuai keinginan mereka. “Ini yang nanti akan kita ingatkan lagi (kepada presiden). Sampai sekarang belum ada kepastian soal harga. Saat itu presiden sudah menjanjikan soal harga dan beberapa poin lainnya, termasuk soal revitalisasi pabrik gula,” ujar Mulyadi. Dijelaskannya, Jika mengacu kejadian pada musim giling 2018, para petani merasa dirugikan dengan keputusan harga saat itu. Di mana, pemerintah melalui Bulog yang membeli gula petani dengan harga Rp9.700 per kilogram. “Kita tidak ingin seperti tahun lalu. Idealnya, sebelum giling itu sudah ada keputusan soal harga gula. Siapa yang akan beli dan teknisnya seperti apa, apakah melalui lelang atau diarahkan langsung ke BUMN penjualannya. Dalam waktu dekat kita akan koordinasi denga petani dari wilayah lainnya untuk mengambil sikap terkait belum ditetapkannya harga ini,” imbuhnya. Sementara itu, perwakilan petani tebu Lemahabang, Mae Azhar menuturkan, kondisi belum ditetapkannya harga penjualan gula tersebut otomatis membuat para petani cemas dan gelisah. Hal ini terkait dengan apa yang nantinya akan diperoleh para petani ketika penjualan gula dilakukan. “Siapapun pasti maunya untung. Dalam hal apapun, termasuk petani. Kalau kondisinya begini, siapa yang tenang? Harga belum pasti. Padahal petani tebu ini terbilang petani yang paling lama musim panennya. Yaitu setahun cuma sekali. Kalau harganya rendah, saya khawatir banyak yang pensiun jadi petani tebu karena keuntungannya tidak jelas,” paparnya. Dia mendesak agar penentuan harga penjualan gula bisa dilakukan dalam waktu dekat. Sehingga ada kepastian bagi para petani. Hal ini dirasa penting karena petani bisa segara mengkalkulasi apa yang meraka dapat. Sebab, petani tebu berkaitan banyak hal, termasuk dengan kredit dari perbankan untuk biaya penggarapan. “Saya mendesak ini (penentuan harga jual gula, red) segera dilakukan. Ini demi kelangsungan dan kesejahteraan petani tebu,” ungkapnya. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: