Rutan Cirebon Dilempari Obat Terlarang oleh Orang Tak Dikenal

Rutan Cirebon Dilempari Obat Terlarang oleh Orang Tak Dikenal

CIREBON - Petugas Rumah Tahanan (Rutan) Klas I Cirebon menemukan obat-obatan terlarang pada Selasa (17/6) sekitar pukul 21.50 WIB. Petugas menemukan obat diduga jenis double L dan dextro tersebut di bagian dapur rutan. Kepala Rutan Klas I Cirebon Nur Bambang Supri Handono mengungkapkan, temuan obat-obatan tersebut terjadi saat petugas tengah beristirahat. Petugas kemanan rutan awalnya mendengar benda di atap bagian dapur rutan. “Ada suara gludak terus jatuh begitu, nah kemudian petugas keluar memeriksa,” ujar Bambang. Setelah diperiksa, petugas dapur dan petugas jaga mendapati sebuah kresek hitam yang tergeletak di sekitar lokasi dapur. Tak disangka, kresek tersebut ternyata berisi ratusan obat-obatan terlarang terbungkus dalam 6 bungkus pil Double L dan 4 bungkus Dextro. “Akhirnya kita amankan dan berkoordinasi dengan Satreskoba Polres Cirebon Kota untuk penyelidikan,” ujar Bambang. Dugaan sementara, obat-obatan yang kerap diedarkan tanpa izin tersebut sengaja dilemparkan seseorang ke dalam lapas. Berdasarkan rekaman CCTV, sebelum kejadian terdapat dua orang yang berboncengan menggunakan sepeda motor sempat mondar-mandir di depan lapas. “Sedangkan poisisi dapur memang berada di depan dan tidak jauh dari Jalan Raya atau Jalan Benteng. Posisi ruang dapur hanya dipisahkan halaman rutan sebelah kiri,” jelas Bambang. Namun, untuk mengetahui siapa pemilik barang dan kepada siapa barang tersebut dikirimkan, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan dari Satuan Reserse Narkoba Polres Cirebon Kota. Sejumlah saksi dari petugas rutan juga telah dimintai keterangan oleh penyidik Polres Cirebon Kota. “Masih kita tunggu hasilnya, barang bukti juga sduah kita serahkan ke polisi,” ujar Bambang. Sementara itu, Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan Klas I Cirebon Eksa Rahnuzulian mengatakan, peristiwa pelemparan obat-obatan terlarang di Rutan Klas I Cirebon bukanlah yang pertama kali terjadi. Setidaknya sejak tahun lalu, ia mencatat telah tiga kali terjadi kasus serupa. “Kalau dilempar dari dalam tidak mungkin, karena seluruh sel dikunci pada jam 7 malam dan baru dibuka lagi jam 7 pagi besoknya,” ujar Eksa. Eksa menjelaskan, petugas dapur sendiri, selain petugas rutan juga terdapat beberapa penghuni rutan atau warga binaan yang bertugas memasak. Beberapa narapidan tersebut membantu petugas untuk menyiapkan makanan bagi ratusan penghuni lainnya. Atas temuan tersebut, pihak rutan berusaha memperketat pengawasan baik di dalam maupun di luar. Kamera pengawas/CCTV juga akan ditambah hingga menjangkau jalan raya di depan rutan. “Ke depan kita akan berusaha tambah, karena saat ini CCTV jangkauannya terbatas hanya sampai halaman rutan. Insya Allah pengennya kita tambah, biar jangkauannya bisa menyeluruh,” tutur Eksa. (day)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: