Ini Rute Baru Citros

Ini Rute Baru Citros

CIREBON-Selama menjalani masa Trial untuk penyesuain Tarif, Citros telah mengangkut setidaknya 2 ribu penumpang. Tingginya antusias masyarakat, menandakan pengenaan tarif Rp10 ribu tidak ada masalah. Manajer Operasional Citros Elang Haniful Ihsan mengatakan, pemberlakuan tarif Rp10 ribu untuk satu kali perjalanan memang masih uji coba. Tarif ini diberlakukan mulai 15 Mei dan akan dievaluasi kembali. “Kalau dihitung dari 15 Mei itu, sekarang kita sudah mengangkut lebih dari 2 ribu orang,” katanya. Kehadiran armada pariwisata ini, kata dia, sesuai dengan tujuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Cirebon. Di mana kehadiran Citros diharapkan dapat meningkatkan daya tarik pariwisata. Belakangan, minat wisatawan luar kota untuk berkeliling menggunakan Citros lebih tinggi dibandingkan lokal. “Kalau persentase, penumpangnya 60 persen wisatawan dari luar kota dan 40 persenya masih masyarakat sekitar,” lanjutnya. Kendati begitu, untuk sementara pihaknya masih mengubah rute karena beberapa titik titik yang ditempuh seringkali mengalami kemacetan. Kemacetan yang terjadi membuat jadwal keberangkatan selanjutnya mengalami keterlambatan. Hal tersebut yang sseringkali dikeluhkan oleh para penumpang. Rute yang dilalui Citros, berawal di Keraton Kesepuhan lalu Jl Pulasaren, Jl Nyi Mas Gandasari, Jl Sukalila, Jl Siliwangi (PGC), Balaikota Cirebon, Stasiun Kejaksan, Gedung Negara, Jl Pangeran Diponegoro, Jl Samadikun, Pelabuhan Cirebon, Kota Tua Jl Pasuketan, Jl Yos Sudarso, Jl Ariodinoto dan kembali lagi ke Keraton Kasepuhan. Menurut Hanif, minat masyarakat yang besar tetapi belum diimbangi dengan ketersediaan armada. Tidak jarang wisatawan harus menunggu beberapa jam untuk dapat menaiki citros. Dalam satu putaran, Citros setidaknya membutuhkan waktu 45 menit. Untuk itu, pihaknya terus mendorong untuk pengadaan armada tambahan. Ke depan, dirinya juga berharap Citros dapat berkolaborasi dengan bus wisata dari Kabupaten Kuningan. Hal tersebut dilatar belakangi kekuatan wisata di kedua wilayah tersebut. Di mana kota Cirebon kental dengan wisata religi dan sejarah. Sementara wilayah Kabupaten Kuningan memiliki potensi wisata alam yang luar biasa. “Kalau keduanya bisa disatukan, itu akan saling melengkapi,” lanjutnya. Tidak hanya itu, Hanif juga berencana akan menggunakan metode pembayaran nontunai. Terlebih beberapa vendor telah menawarkan untuk bekerjasama. Namun rencana tersebut diakuinya masih harus dipikirkan matang. Mengingat masih banyak yang belum terbiasa menggunakannya. (awr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: