Cuaca Ekstrem di Tanah Suci Sambut Jamaah Calon Haji

Cuaca Ekstrem di Tanah Suci Sambut Jamaah Calon Haji

JAKARTA-Cuaca ekstrem tengah menyelimuti Tanah Suci. Para jamaah calon haji (calhaj) disarankan untuk memperbanyak mengkonsumsi air zamzam selama di sana. Terlebih, bagi jamaah haji asal kota yang cenderung dingin atau sejuk. Kementerian Agama (Kemenag) merilis suhu udara di Arab Saudi saat ini mencapai 42 derajat. Diperkirakan pada pelaksanaan haji bisa mencapai 50 derajat. Dilansir dari laporan situs cuaca dunia, Accuweather.com, cuaca di Makkah dan Madinah mencapai 40 derajat. Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan, perbedaan suhu atau temperatur udara di Tanah Suci akan membuat para jamaah haji sulit beradaptasi. Dijelaskanya, suhu rata-rata di atas 40 derajat, membutuhkan fisik yang kuat untuk menjalankan semua rukun haji.  “Padahal suhu di Indonesia di siang hari maksimal hanya 33-34 derajat celcius. Apabila jamaah haji kekurangan cairan atau dehidrasi tentunya membahayakan diri sendiri,” jelasnya. Dikatakannya, kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi petugas layanan transportasi haji, utamanya layanan bus shalawat (bus pengantar jamaah dari hotel menuju Masjidil Haram). Pasalnya, para jamaah harus bertugas di titik-titik pemberhentian bus yang tidak dilengkapi tempat berteduh, demi memberikan layanan kepada jemaah. “Berbeda dengan halte di Jakarta, halte di Makkah hanya berupa bendera Merah Putih. Jadi tidak ada atap atau pelindung dari terik matahari,” paparnya. Dikatakan Sri, Panitia Penyelenggaran Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan 56 halte dan tiga terminal bus shalawat di Makkah. “Mental petugas layanan transportasi haji tahun ini harus lebih kuat. Cuaca yang sangat panas, serta jumlah jemaah yang bertambah, menjadi tantangan petugas untuk memberikan layanan terbaik. Apalagi, jumlah petugas sama dengan tahun lalu,” jelas Sri. Layanan bus shalawat akan diberikan kepada semua jamaah. “Tahun sebelumnya, hanya 91 persen jamaah,” tambahnya. Lebih lanjut, Sri menambahkan, layanan bus ini akan dilakukan selama 24 jam, sehingga jamaah tidak perlu khawatir akan tidak adanya bus. Kendati demikian, untuk menghindari kepadatan, jamaah diimbau untuk berangkat ke Masjidil Haram lebih awal satu sampai dua jam sebelum waktu salat. “Begitu juga saat akan kembali ke hotel, diharapkan tidak bersamaan, tapi menunggu satu atau dua jam usai salat jamaah,” lanjutnya. Diketahui, selain bus shalawat, jamaah haji Indonesia selama di Arab Saudi juga mendapat layanan transportasi antar kota perhajian (Madinah-Makkah-Jeddah atau Jeddah- Makkah-Madinah) dan Bus Masyair (Arafah-Muszdalifah-Mina). Sebagaimana shalawat, layanan antarkota perhajian dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Sedang layanan transportasi Masyair dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi. Sebagai panduan petugas dan jemaah, PPIH Arab Saudi telah menerbitkan Buku Saku Layanan Transportasi agar tidak tersesat. (fin/tgr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: