Harga Anjlok, Banyak Peternak Ayam Gulung Tikar

Harga Anjlok, Banyak Peternak Ayam Gulung Tikar

MAJALENGKA - Sejumlah peternak ayam di Kabupaten Majalengka mengalami kerugian akibat harga yang terjun bebas. Anjloknya harga ayam tersebut bervariasi mulai Rp 7 ribu hingga Rp 8 ribu per kilogramnya. Bahkan beberapa peternak terpaksa gulung tikar guna menghindari kerugian yang semakin tinggi. Bagian produksi perusahaan peternakan ayam di Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan Majalengka, Hamzah menuturkan, beberapa peternak yang masih bertahan menjalankan usahanya berkisar hingga 70 persen. Sementara produksi hanya untuk mempertahankan keberadaan barang dan memasok ke sejumlah pelanggan agar tidak lari ke pengusaha lain. \"Anjloknya harga ayam broiler telah berlangsung sejak sebulan yang lalu, tepatnya setelah Lebaran Idul Fitri. Diduga akibat semakin banyak pengusaha yang bekerja di bidang peternakan ayam broiler, dibarengi dengan memproduksi pakan dan vitamin, bahkan mereka juga memproduksi DOC sendiri. Akibatnya produksi daging melimpah sementara konsumen tetap,\" tuturnya. Anjloknya harga tersebut merupakan baru pertama terjadi sepanjang tahun perusahaan yang bergerak di bidang perunggasan. Sebelumnya tidak pernah terjadi anjlok harga hingga titik terendah. \"Sebelumnya harga paling rendah Rp 18.500 per kilogram. Kami terpaksa menurunkan produksi mencapai 70 persenan. Yang biasanya memproduksi 600 boks kini hanya 200 boks saja. Beberapa kandang tidak diisi dan dibiarkan menganggur sementara menunggu hingga harga stabil kembali,\" imbuhnya. Dengan harga sebesar itu perusahaan menderita kerugian hingga mencapai Rp 12 ribu per ekornya. Nilai yang cukup besar karena harga pakan dan vitamin kini tetap stabil, sementara harga terjun bebas. Pakan yang diberikan untuk per ekor ayam mulai DOC hingga dipanen sebanyak 2,5 kilogram ditambah vitamin, pemanas udara di kandang. Harga DOC sendiri setiap ekornya mencapai Rp 3 ribu. \"Belum lagi upah kerja dan sejumlah biaya lainnya,\" keluhnya. Perusahaan mengaku bingung memasok ayam ke sejumlah wilayah seperti Jakarta dan pasar lokal di Majalengka serta Cirebon. Harga di luar kota seperti Jakarta mencapai Rp 11 ribu per kilogram. Karena ditambah ongkos angkut serta berat ayam setiap ekornya dipatok di bawah 2 kilogram. Pasalnya jika di atas 2 kilogram maka harga akan lebih rendah hanya Rp 8 ribu per kilogramnya. Menurut peternak lainnya, Otong, belakangan ini cuaca juga kurang mendukung. Tingkat kematian ayam di kandang ternak bisa mencapai 5 hingga 7 persen. Angin cukup besar serta suhu udara terus berubah sehingga pemanas harus benar-benar stabil. Oleh karenanya, banyak pengusaha yang ambruk hingga gulung tikar karena sejumlah faktor. Yang stabil hanya mereka yang memproduksi DOC sendiri. Pakan sendiri, vitamin juga produk sendiri. Semua diproduksi sendiri sehingga biaya lebih bisa ditekan seperti pengusaha di Subang, Bogor dan Tangerang. \"Bagi yang segala serba membeli sulit bertahan kecuali pengusaha yang memiliki modal besar,” tambah Otong. Meski harga daging di tingkat peternak jatuh, ternyata harga di pasaran masih tetap tinggi mencapai Rp 34 ribu per kilogram. Harga lebih rendah sebesar Rp 15 ribu dibanding menjelang lebaran yang mencapai Rp 50 ribu per kilogramnya. Di saat bulan puasa lalu juga harga daging ayam masih sebesar Rp 37 ribu per kilogram. “Sekarang sudah dua minggu terakhir harga daging ayam turun hanya Rp 35 ribu per kilogram. Sebelumnya menapai Rp 37 ribu hingga Rp 38 ribu per kilogramnya. Malah H-1 lebaran mencapai Rp 50 ribu per kilogramnya,\" beber pedagang ayam di Pasar Majalengka, Mintasih. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: