Jepang Kembali Memburu Paus

Jepang Kembali Memburu Paus

YAMAGUCHI - Hari ini (1/7) konvoi kapal berlayar dari Pelabuhan Shimonoseki, Jepang. Mereka bakal mendapatkan sorotan dari pemerhati satwa seluruh dunia. Sebab, itu akan menjadi kapal nelayan pertama yang berburu paus secara komersial dalam tiga dekade terakhir. Nelayan paus tersebut berangkat untuk menangkap paus di zona ekonomi eksklusif Jepang. Hari berlayar mereka bertepatan dengan pengunduran diri resmi Jepang dari International Whaling Commission (IWC). Mereka memutuskan untuk keluar dari organisasi pengawas paus global setelah gagal mengusulkan industri paus berkelanjutan tahun lalu. \"Kami sudah lama berjuang agar industri paus komersial bisa berjalan kembali. Karena itu, kami senang mendengar keputusan tersebut,\" ujar Kunomu Kubo, jubir perusahaan penjual daging paus Kyodo Senpaku, kepada Japan Times. Pemerintah Jepang bersikukuh bahwa industri penangkapan paus tak boleh berhenti. Menurut mereka, industri tersebut merupakan budaya dan sejarah Jepang. Sebagai informasi, warga Jepang mengandalkan daging paus sebagai lauk saat kesulitan ekonomi setelah Perang Dunia Kedua. Saat itu konsumsi daging paus bisa mencapai 200 ribu ton. Namun, karena status paus yang berada di ambang punah, IWC yang awalnya sebagai asosiasi pemburu paus melakukan moratorium. Penangkapan paus hanya boleh dilakukan suku pribumi dan peneliti. Namun, hal tersebut tak menghentikan Jepang. Negeri Sakura itu masih membunuh 2001.200 ekor per tahun meski moratorium diberlakukan. Mereka menggunakan alasan penelitian. Namun, daging dari hasil penangkapan itu dijual di pasar lokal. \"Keputusan Jepang untuk menentang perjanjian hukum internasional sangatlah buruk,\" ujar Kitty Block, presiden Humane Society International, kepada Agence France-Presse. Jepang berkilah bahwa perburuan paus tak akan mengancam ekosistem laut. Menurut pemerintah, nelayan hanya diperbolehkan menangkap tiga jenis paus di pesisir Jepang. Yakni, Minke, Brydes, dan Sei. Mereka juga berjanji tak akan melakukan perburuan di Antartika seperti penelitian selama ini. Menurut saya, ini adalah akhir industri paus di Jepang. Sebab, mereka sudah berjanji menghentikan perburuan di laut lepas, ujar Patrick Ramage, direktur konservasi laut International Fund for Animal Welfare. (reu/bil/ful)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: