Mendarat di Kertajati, Warga Bali Kejar Rapat di Bandung, Orang Tasik Lega Bisa Lebih Cepat ke Manado

Mendarat di Kertajati, Warga Bali Kejar Rapat di Bandung, Orang Tasik Lega Bisa Lebih Cepat ke Manado

MAJALENGKA-Putri harus mengubah jadwal keberangkatan. Itu setelah dia tahu pesawat yang membawanya tidak lagi mendarat di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung, tapi di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Dari Denpasar, Putri harus prepare (persiapan) jauh-jauh hari agar rapat jam 10.00 di Bandung bisa diikuti tepat waktu. Para penumpang yang sudah terbiasa menggunakan Bandara Husein Sastranegara memang harus menyesuaikan diri lagi. Itu juga yang dialami Putri, asal Denpasar. Senin Pagi (1/7), dia baru landing di Kertajati dengan pesawat Air Asia. Soal akses, dia menyebut harus menjadi perhatian utama. Berbeda saat turun di Bandung yang hanya berjarak beberapa menit dari kantornya, Senin (1/7), dari Bandara Kertajati, Putri harus meneruskan perjalanan dengan bus Damri ke Bandung dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam. “Dulu kalau ada rapat jam 10.00 di Bandung itu kita bisa ambil penerbangan paling pagi. Tapi berhubung di sini jarak dari Bandung lumayan, jadi prepare sudah harus jauh-jauh hari. Tapi untungnya bus Damri masih gratis. Dari pagi saya udah teleponin. So far, pelayanannya sudah cukup bagus,” ungkap perempuan asal Lombok itu yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Bandara Kertajati. Meski begitu, dirinya mengaku tidak masalah dengan pengalihan rute ke BIJB Kertajati. Karena di Bandara Husein Sastranegara menurutnya sudah terlalu padat. Yang terkadang membuatnya tak nyaman saat membawa keluarga. Khususnya anak kecil. “Di sini tempatnya lebih luas. Kalau di Husein itu sudah sangat padat. Mau ke toilet susah. Ngantrinya juga nggak enak. Apalagi kalau kita lagi bawa anak-anak. Itu nggak nyaman banget,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Penumpang lainnya, Rohendi asal Cililin, Bandung juga mengalami kondisi serupa. Dari Bandung ia harus menggunakan travel dengan jarak tempuh hampir 3 jam. Ia yang hendak naik pesawat menuju Balikpapan terpaksa harus mengeluarkan biaya lebih. “Di Bandung lebih dekat. Ongkosnya juga lebih murah. Kalau di sini kejauhan,” katanya. Sementara itu, Bowo yang sedang transit di Bandara Kertajati mengaku masih cukup kesulitan menemukan food court. Karena tenant yang tersedia belum banyak. Selain itu, pria asal Malang yang hendak ke Medan itu juga masih kebingungan karena papan petunjuk (sign board) masih minim. “Bandaranya luas. Saya masih kebingungan karena papan petunjuknya masih sedikit,” akunya. Pengalaman berbeda diungkapkan Abdul Aziz warga Tasikmalaya yang akan berangkat ke Manado. Menurut Abdul Azis, keberadaan BIJB Kertajati sangat membantu. Jarak yang ditempuh ke bandara menjadi lebih dekat. Sebelumnya ia harus menempuh perjalanan 7 jam menuju Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Kini ia cukup menempuh perjalanan 4 jam saja dari Tasikmalaya melalui Ciamis. “Baru tahu ada bandara di sini (Kertajati, red). Bagus sih. Karena dari Tasik lebih dekat, daripada kita ke Jakarta. Kalau ke Jakarta paling cepat 7 jam. Itu juga kalau nggak macet. Kalau weekend (akhir pekan) lebih lama di jalan,” ungkapnya. (war)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: