PPDB Harus Objektif, Ortu Warning Jangan Main Belakang

PPDB Harus Objektif, Ortu Warning Jangan Main Belakang

CIREBON - Sejumlah pihak mengaku keberatan dengan kebijakan touch location yang diberlakukan Dinas Pendidikan dalam PPDB SMPN tahap dua alias sistem zonasi. Namun, bagi para orang tua lainnya mengaku tidak mempersoalkannya. Salah satu orang tua calon siswa baru SMPN 1 Sumber, Yoda mengatakan, dirinya tidak mempermasalahkan adanya aturan yang mewajibkan menggunakan aplikasi touch location. “Nggak masalah kalau menurut saya. Karena saya juga merasa terbantu. Kalau saya sih, menggunakan aplikasi itu dibantu oleh gurunya,” ujarnya kepada Radar Cirebon, ditemui saat mendaftarkan anaknya di SMPN 1 Sumber, Senin (1/7). Sistem zonasi, menurut Yoda, sangat mendekatkan lokasi rumah dengan sekolah. “Mungkin supaya lebih dekat dan biaya juga hemat. Apalagi ini syarat-syarat yang diterapkan juga menurut saya tidak ada yang memberatkan kita selaku orang tua yang mendaftar,” tuturnya. Hanya saja, dirinya mengingatkan kepada pihak sekolah untuk konsisten menaati aturan zonasi. Jangan ada permainan, menggunakan jalur belakang. Senada dengan pendapat Restu, ortu siswa yang menyekolahkan puteranya di SMPN 2 Sumber. Baginya, tidak ada masalah dengan penerapan kebijakan touch location. Cara itu, lanjutnya, sebagai upaya Dinas Pendidikan ataupun pihak sekolah untuk mengetahui jarak lokasi rumah dengan sekolah tempat yang bersangkutan mendaftar. “Kami sih setuju saja. Catatannya, jangan ada jual beli kursi. PPDB ini harus obyektif, yang dapat kursi harus yang berhak. Jangan yang berhak tidak dapat, tapi orang yang jauh dari zonasi tiba-tiba lolos. Kami akan memantau terus,” tegasnya. BATASI HANYA 70 PENDAFTAR PERHARI Sementara itu, pantauan Radar Cirebon, SMP Negeri 1 Sumber melakukan pembatasan jumlah pendaftar pada PPDB tahap dua jalur zonasi. Pembatasan hanya 70 pendaftar dalam satu hari. Kepala SMPN 1 Sumber, Herry Purnama mengatakan, dalam pendaftaran PPDB jalur zonasi ini, pihaknya membatasi hanya menerima pendaftaran sebanyak 70 calon siswa baru. “Hari pertama cukup lumayan yang daftar. Kurang lebih ada sekitar 400-an. Tetapi tidak bisa diinput sekarang. Maka, kita batasi nomor satu sampai nomor 70-an untuk hari ini (kemarin, red),” ujarnya. Untuk itu, pihaknya mempersilakan para pendaftar mengambil nomor pendaftaran dan melakukan pendaftaran di hari sesuai dengan nomor pendaftaran. “Hari berikutnya 71 sampai kepada hari terakhir. Sehingga, nanti diharapkan semuanya tidak usah mengantre panjang-panjang. Ketika mereka kebagiannya di hari kedua ya datangnya di hari kedua. Ketika datangnya hari ketiga ya mangga. Ini akan memudahkan orang tua siswa untuk tidak menunggu,” ungkapnya. Herry membeberkan, pada PPDB tahun ini, masyarakat sudah pada mengerti aturan zonasi. Karena aturan zonasi ini sudah dilakukan tahun sebelumnya. Kalau yang rumahnya di Dukupuntang, maka mendaftarnya juga di SMPN Dukupuntang, begitupun yang di Weru daftarnya di SMPN Weru. Begitu seterusnya. Dalam PPDB ini, pihaknya memiliki kuota secara keseluruhan sebanyak 330 siswa yang terbagi dalam sebelas kelas. Adapun masalah pihaknya mewajibkan seluruh pendaftar menggunakan aplikasi touch location, untuk lebih mudah mengetahui kedekatan tempat tinggal dengan sekolah. Karena dengan aplikasi itu, secara otomatis akan diketahui berapa kilometer lokasi rumah dengan sekolah. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: