5 SMA Negeri di Kota Cirebon Minta PPDB Offline

5 SMA Negeri di Kota Cirebon Minta PPDB Offline

CIREBON–SMAN 4, 5, 7, 8 dan 9 hingga kini kekurangan peserta didik. Para kepala sekolah pun memperjuangkan dibukanya penerimaan sistem offline. Salah satunya, SMAN 4 Cirebon yang masih menyediakan kuota 50 siswa. Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Humas SMAN 4 Cirebon Yeni Nuriyani SPd MPd Ii mengatakan, penerimaan jalur offline belum dilakukan. Panitia PPDB baru sebatas menampung aduan orang tua siswa dengan putranya yang mendaftar pilihannya ke SMAN 4 Cirebon yang kemudian diakomodir dengan syarat tertentu. \"Kita fair dengan menerima pengaduan orang tua siswa. Dalam kasus mereka yang mendaftar plihan ke SMAN 4 Cirebon namun ternyata putranya tidak terdaftar di mana-mana,\" katanya kepada Radar Cirebon. Pihaknya memberikan ruang pengaduan masyarakat tentang apa yang dialami. Dari sanalah pengaduan orangtua ini ditampung.  Orang tua diberi blangko yang harus diisi, kemudian dilaporkan ke Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Jawa Barat. Laporan ini juga diteruskan kepada kepala disdik provinsi. “Jadi kami minta kelonggaran menerima siswa, yang pilihan dua atau tiganya ke SMAN 4 dan sejauh ini mereka belum diterima,” jelasnya. Sementara itu, sampai dengan Selasa (2/7) SMAN 5 Cirebon masih belum terpenuhi kuota siswa. Kepala SMAN 5 Cirebon, Drs Candra MPd mengatakan, sistem zonasi yang dicanangkan pemerintah guna meng-cover anak-anak terdekat dengan sekolah juga memeratakan sekolah (tidak ada sekolah favorit atau unggulan) sudah baik tujuannya. Dirinya pun mendukung akan hal itu. Namun kekurangan siswa ini juga menurutnya berasal dari sistem PPDB online tahun ini. Pemerintah menggunakan sistem atau perangkat baru. Karena dalam laman online ini, para orangtua tidak bisa melihat posisi anaknya berada di mana, hanya nama yang tertera. Sehingga tidak real time. \"Kalau orang tua membuka situs PPDB online ini hanya bisa melihat nama anak tapi tidak dengan posisi sang anak ini di sekolah mana. Sedangkan di tahun kemarin itu real time, orang tua bisa melihat posisi aman anak. Tahun ini sistemnya lebih tertutup,\" ujarnya. Faktor kedua, kurangnya siswa di sekolah kota karena di tahun-tahun sebelumnya banyak diisi dengan siswa dari luar kota. Artinya bukan hanya yang ada di wilayah Kota Cirebon saja. Dengan sistem zonasi ini, tentu hanya siswa dari jarak terdekat yang ditampung. Dan SMAn 5 termasuk yang kekurangan siswa karena tidak cukup banyak menyerap siswa dari wilayah sekitarnya. Dalam sistem zonasi ini, SMAN 5 Cirebon juga harus berbagi dengan dua sekolah lainnya seperti SMAN 4 dan SMAN 7. Sampai Selasa (2/7), SMAN 5 Cirebon telah menerima sebanyak 173 siswa berdasarkan PPDB online. Sedangkan kuotanya sendiri sebanyak 432 siswa. Untuk upaya dalam pemenuhannya, SMAN 5 Cirebon sementara menampung siswa yang belum diterima di sekolah manapun. Pihaknya mendata terlebih dahulu kemudian akan di usulkan ke Kantor Cabang Dinas (KCD) Disdik Jabar Wilayah X yang kemudian diteruskan ke dinas pendidikan provinsi. Sementara yang terdata ada sebanyak 100 siswa yang ditampung untuk diusulkan. \"Saya masih mengusulkan, sistem PPDB online bisa real time. Masyarakat bisa memantau putranya di pilihan 1, 2 atau 3. Kemudian kembali berdasarkan KK, bukan surat domisili. Kita mengharapkan ada pencerahan di masyarakat,” tuturnya. Keterangan Candra kemudian diperbaharui begitu tuntas rapat di Disdik Provinsi Jabar. Telah diputuskan sekolah yang masih kekurangan peserta didik diperbolehkan melakukan pendaftaran offline, tetapi tidak untuk melebihi kuota yang tersedia. (myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: