Imron Anggap Sistem Zonasi Belum Cocok, SMP Perbatasan banyak Diminati

Imron Anggap Sistem Zonasi Belum Cocok, SMP Perbatasan banyak Diminati

CIREBON- Plt Bupati Cirebon Drs H Imron Rosyadi MAg menilai, pelaksanaan PPDB berbasis zonasi tidak cocok dilaksanakan di Kabupaten Cirebon. Meskipun memang zonasi adalah salah satu solusi untuk memeratakan pendidikan. “Itu kalau diterapkan di negara maju ya pas. Karena PPDB itu memang tujuannya bagus, bahwa sekolah itu nggak ada favorit dan tidak favorit. Yang ada harus favorit semua. Tapi menurut orang yang ahli, yang namanya kualitas itu ada daya tunjang,” ujarnya, Kamis (4/7). Jika dibandingkan dengan daerah di negara maju, menurut Imron, Kabupaten Cirebon sangat jauh. Karena di negara maju, keseimbangan keilmuan antara kampung dan kota 11-12. Sementara di Indonesia khususnya Kabupaten Cirebon masih jomplang. Sehingga, jika PPDB jalur zonasi ini diterapkan, maka belum cocok. Saat ini, sekolah negeri masih standar karena memang faktor anggaran yang minim. Orang nomor satu di Kabupaten Cirebon ini justru mempertanyakan apakah jalur zonasi yang diterapkan saat ini, sudah dikaji atau belum oleh pemerintah pusat. “Dikaji nggak dulu dari awal. Antisipasi dari awal, jadi harus dikaji dulu. Cuma yang namanya konsep awal pasti ada pro kontra. Tapi kalau kita koreksi kekurangannya apa, lalu kekurangannya ditangani,” ungkapnya. Meski mengkritik jalur zonasi, namun dirinya tetap menyanjung jalur zonasi. Karena dengan zonasi ini, mau tidak mau SDM setiap sekolah harus bisa ditingkatkan. “Ini konsep yang bagus. Karena orang tidak lagi berpikir ah sekolahnya harus ke Sumber sekolah favorit. Kenapa sih ada sekolah favorit? Kalau negeri dengan bukan negeri wajar. Tapi kok di lain bukan favorit. Kenapa di sana bisa, di sini tidak bisa? Nah guru-gurunya harus meningkatkan supaya bisa,” ucapnya. SMP PERBATASAN BANYAK DIMINATI Sementara itu, berada di wilayah perbatasan, membuat SMPN 2 Gegesik banyak diminati pendaftar dari Kabupaten Indramayu. Musababnya, lebih dekat dibandingkan SMP lain di Kabupaten Indramayu. Meski di wilayah perbatasan, SMP yang beralamatkan di Desa Jagapura Lor, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon itu, terbilang tidak sepi peminat. Kuota PPDB sebanyak 224 yang terdiri dari 7 rombongan belajar (rombel), sudah 95 persen terpenuhi. Kepala SMPN 2 Gegesik Eno Tarjono mengatakan, pendaftar banyak dari warga Indramayu dikarenakan sekolah negeri yang ada di wilayah perbatasan Kabupaten Indramayu sendiri, jaraknya 3 hingga 4 kilometer. Itu lebih jauh dibandingkan SMPN 2 Gegesik, yang hanya beberapa meter dari rumah mereka. “Kalau untuk ke sekolah negeri yang ada di Indramayu, sekitar 3 sampai 4 kilometer. Kalau di kita (SMPN 2 Gegesik, red) hanya beberapa meter saja. Awalnya mereka dari luar Cirebon pesimis dan pengennya masuk ke SMPN 2. Namun kendalanya karena sistem zonasi itu,” ujarnya. Mengantisipasi sistem zonasi bagi siswa dari luar Kabupaten Cirebon, kepala sekolah menyarankan mereka agar mendaftar PPDB tahap pertama. Yakni seleksi jalur prestasi dengan mengunggulkan nilai akhir ujian sekolah. “Dengan adanya sistem zonasi, anak Indramayu yang ingin sekolah di Cirebon, diantisipasi dengan mendaftar di gelombang pertama menggunakan seleksi prestasi atau nilai akhir ujian di sekolah. Ya, alhamdulillah dari desa yang ada di perbatasan pada masuk,” ungkapnya. (den/ade)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: