TP PKK Dorong Program 1821

TP PKK Dorong Program 1821

BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Tim Penggerak (TP) PKK Jawa Barat terus mendorong peningkatan kualitas keluarga. Salah satu upayanya mendukung program 1821. Menurut Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat, Atalia Praratya Kamil, program 1821 merupakan kepanjangan dari waktu yang paling pas untuk keluarga berkumpul dan meningkatkan kualitas hubungan antar sesama anggota keluarga. “Pukul 18.00 sampai dengan 21.00 adalah rentang waktu yang diharapkan untuk meningkatkan kualitas hubungan antaranggota keluarga. Bisa digunakan untuk ngobrol, makan bersama, beribadah bersama atau belajar bersama. Singkirkan gadget dan televisi,” tuturnya usai menjadi narasumber dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) ke-31 di Lobby Museum Gedung Sate, Bandung, kemarin (4/7) dengan tema Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXVI tahun 2019 - Pemberdayaan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Jawa Barat. Diakui, memang terlihat sepele, tapi disadari atau tidak, rentang waktu tersebut merupakan momentum yang ideal. Bahkan, orang tua dulu sudah melakukannya, sehingga melahirkan generasi-generasi bangsa yang berkualitas seperti saat ini. “Dulu, antara jam 18.00 sampai dengan 21.00, pasti semua anak, orang tua tengah berada di rumah,” ucapnya. Kemudian, lanjut dia, program lain yang terus didorong adalah keluarga sadar kesehatan. “Kami ingin masyarakat dapat memahami bahwa kesehatan itu penting untuk kelangsungkan kehidupan keluarga,,” imbuhnya. Selain itu, program generasi terencana yang bekerjasama dengan Badan Koordinasi Keluaga Berencana Nasional (BKKBN) melalui Duta Genre. “Kita berharap bahwa pemahaman mengenai keluarga yang sehat dan sejahtera itu, dimulai dari remaja dan kita akan dorong,” terangnya. Sementara, Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat, Inge Wahyuni menambahkan, untuk mencapai keluarga yang harmonis, porsi pencegahan atau preventif harus ada, karena hal tersebut bisa menjadi benteng. “Setiap anggota keluarga harus punya peran masing-masing dan harus saling mengingatkan. Sehingga hal ini bisa sebagai benteng awal untuk mencegah munculnya persoalan keluarga yang tidak diinginkan di masa depan,” tambahnya. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: