Kuras Saluran Air Menyempit, Petani Minta Excavator Mini
INDRAMAYU - Mengatasi pendangkalan sungai maupun saluran air irigasi, petani di Desa Sukahaji dan Bugel, Kecamatan Patrol meminta pengadakan excavator mini. Petani beralasan, dengan adanya alat pengeruk yang biasa disebut beckhoe ini ketersendatan pasokan air bagi areal persawahan dapat teratasi. Normalisasi dapat dilakukan kendati saluran berada di wilayah permukiman penduduk. “Pendangkalan jalur sungai dan saluran air diwilayah sini cukup tinggi. Kalau pakai cara manual, tidak akan efektif. Jadi kami mohon bantuan pemerintah untuk pengadaan eksavator mini,” kata Yono, tokoh petani di Desa Sukahaji, kepada Radar Indramayu, Jumat (5/7). Menurut dia, melalui pengadaan excavator mini maka petani akan lebih terbantu dalam merawat saluran air. Apalagi saat ini mayoritas saluran mengalami sedimentasi dan penyempitan. Kuwu Desa Sukahaji, Aan Supriyanto membenarkan. Kondisi saluran irigasi di desanya membutuhkan penanganan ekstra karena kondisinya terbilang parah. Kerap dilakukan dengan cara manual yakni menggunakan tenaga manusia hasilnya kurang memuaskan. Karena itu, pihak Pemdes Sukahaji bekerjasama dengan PJT II Seksi Patrol melakukan pengurasan saluran irigasi dengan menyewa eksavator mini. Ternyata praktis dan efesien dari segi waktu. Hanya dalam waktu smeinggu, saluran irigasi sepanjang 1,3 kilometer berhasil dikuras. “Alangkah lebih baiknya kalau pemerintah memberikan bantuan excavator mini. Pengelolaannya bisa oleh kelompok tani atau BUMDes, kami siap,” tegasnya. Sebelumnya, Kuwu Desa Bongas, Kecamatan Bongas, Kadir juga menyarankan agar normalisasi saluran irigasi dapat dilakukan secara cepat, tepat dan efesien dibutuhkan alat berat seperti excavator. “Kalau pakai tenaga manusia, lambat. Sementara pendangkalan saluran cepat sekali terjadi,” ucapnya. Karena itu dia pun turut mengusulkan kepada Pemkab Indramayu agar menyediakan backhoe minimal disetiap kecamatan. Penggunaannya bisa untuk pengerukan saluran yang memang membutuhkan alat berat yang endingnya, hasil serta produksi pertanian bakal semakin meningkat. “Untuk saluran yang ada di wilayah permukiman, masih bisa pakai tenaga manusia. Tapi untuk saluran sekunder maupun primer butuh backhoe,” terang Kuwu Kadir. Jika setiap kecamatan disediakan backhoe, petani maupun pemdes tidak perlu lagi antre atau menunggu terlalu lama ketika membutuhkan. Beda dengan kondisi saat ini yang mesti tunggu giliran karena dipinjam sana-sini. Selain normalisasi dengan waktu cepat, penggunaan alat berat akan meminimalisir penggunaan lahan ilegal maupun bangunan liar yang berdiri di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS). “Kita kerap kesulitan menguras saluran karena ada tanaman dan banyak bangunan liar. Kalau ada backhoe gak akan ada berani yang bangun, kan mesti ada jalur lintas dan itu harus steril,” tandas Kuwu Kadir. (kho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: