Kembangkan Parawisata, Cirebon Harus Gandeng Daerah Pendukung

Kembangkan Parawisata, Cirebon Harus Gandeng Daerah Pendukung

CIREBON - Memiliki target 2 juta wisatawan, daya tarik Kota Cirebon harus terus dikembangkan. Adanya bandara dan jalan tol jangan dijadikan sebagai ancaman, namun penguat pariwisata. Ketua Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) Kota Cirebon, Endro Basuki Rahmat mengungkapkan, keberadaan Cipali memang pada awalnya dinilai menimbulkan kerugian dan membuat Cirebon hanya menjadi kota transit. Namun seiring dengan berkembangnya pariwisata di Cirebon, tak sedikit yang memang sengaja mempir ke Cirebon untuk berwisata kuliner maupun belanja. Dari data yang ada, pergerakan okupansi di Kota Cirebon cukup baik. Bahkan selama Juli dari tanggal 1 hingga 8 terjadi peningkatan okupansi sebanyak 12%. Data tersebut diambil dari 12 hotel berbintang yang ada di kota Cirebon. \"Angka ini tentu ada pengaruh 1-2 persen dari efek liburan anak sekolah dan lebaran. Namun sisanya mungkin saja ada efek dari adanya tol juga pengalihan penerbangan ke BIJB,\" jelasnya. Endro kerap menemukan tamu baru yang berasal dari Semarang dan kota lainnya untuk berwisata. Dalam beberapa tahun, kunjungan wisata paling tinggi yang turut mendatangkan wisatawan menurutnya gelaran Festival keraton Nusantara (FKN). \"Waktu FKN saya rasa cukup berhasil, okupansi naik bukan hanya dari peserta tapi emang banyak wisatawan yang sengaja datang untuk menonton dari luar daerah,\" ungkapnya. Saat ini menurutnya, potensi wisata di Cirebon dan sekitarnya sangat lengkap. Hal ini menjadi sesuatu yang istimewa karena di area Cirebon terdapat wisata alam, kuliner, religi hingga sejarah. Ia menuturkan, Kota Cirebon tidak bisa berdiri sendiri. Tapi membutuhkan daerah pendukung di sekitarnya, dalam hal ini Kuningan, Majalengka dan Indramayu. \"Kini Ciayumajakuning ini lah yang harus bersinergi agar pariwisata bisa maju, bagaimana menggabungkan semua itu untuk menjadi sebuah potensi wisata yang kuat,\" tuturnya. Meski begitu, Endro mengatakan, potensi yang kuat itu, tak akkan berdampak banyak jika tidak dibarengi juga dengan mindset masyarakat tentang pariwisata. Masyarakat harus sadar untuk memelihara dan memajukan potensi wisata. \"Di beberapa daerah seperti Majalengka, sebagian sudah sadar akan hal ini, pemudanya pun sudah membuat wisata alam bersama dan cukup maju,\" ungkapnya. Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Cirebon, Imam Reza Hakiki (Kiki) menuturkan dari jumlah kunjungan wisatawan yang hadir ke Cirebon, sebagian besar menghabiskan waktu bukan di Cirebon. Dengan lenght of stay yang semakin menurun, banyak wisatwan yang menhabiskan waktu liburannya di daerah kuningan. \"Misalnya wisatwan dua hari ke Cirebon, di sini hanya menginap semalam untuk kuliner dan oleh-oleh, liburannya lebih banyak di Kuningan karena di sana banyak daya tarik,\" tuturnya. Pihaknya berharap pemerintah Kota Cirebon memberikan perhatian lebih pada pariwisata dan bisa membuat event berskala nasional. Pemerintah juga diharapkan membuat destinasi baru agar wisatawan bisa hadir bukan saja saat weekend. \"Dengan target 2 juta wisatawan, pemerintah harus bisa membuat destinasi baru, agar wisatawan terus berdatangan di weekdays sekali pun,\" jelasnya. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: