Begini Kondisi Pesik Kuningan Jelang Tampil di Liga 3

Begini Kondisi Pesik Kuningan Jelang Tampil di Liga 3

Klub sepak bola kebanggaan masyarakat Kabupaten Kuningan, Pesik kini terseok-seok di kompetisi kasta ketiga Liga Indonesia yakni Liga 3. Padahal klub ini sempat menjadi buah bibir di wilayah III Cirebon saat menembus Divisi I Liga Indonesia, beberapa tahun lalu. Agus Panther, Kuningan BANYAK pemain berlabel mantan pemain Timnas Indonesia yang memperkuat Pesik. Bahkan salah satu pemain Pesik, Satria Nurzaman sempat memperkuat Timnas U-23 ketika dibesut Peter White. Saat berada di puncak keemasan, stadion Mashud Wisnusaputra yang merupakan markas klub berjuluk The Horse tersebut, sering digunakan latih tanding oleh klub-klub Liga Super Indonesia (ISL) dan Liga Primer Indonesia (IPL). Persita Tangerang yang berlaga di ISL, menjadikan Stadion Mashud sebagai home base-nya. Karena Persita tampil di ISL, penikmat sepak bola di Kota Kuda bisa menyaksikan penampilan tim-tim ISL macam Arema Malang, Persija, Persipura, dan tim-tim ISL lainnya. Bukan hanya ISL, klub Bandung Raya yang berkompetisi juga memilih Stadion Mashud sebagai kandangnya. Inilah masa-masa emas puncak kejayaan sepak bola Kabupaten Kuningan. Penonton yang datang tak hanya dari Kuningan saja melainkan juga dari Cirebon, Majalengka dan Brebes, Jawa Tengah. Gegap gempita dan riuhnya sorakan penonton dalam pertandingan ISL di Stadion Mashud, membawa berkah kepada para pedagang makanan dan jersey yang memadati area parkir stadion. “Dulu mah kalau Pesik main apalagi tim ISL yang tanding, stadion selalu ramai. Sekarang sih sepi,” tutur sejumlah pedagang makanan yang mangkal di depan stadion. Menurut para pedagang, pertandingan sepak bola di Stadion Mashud selalu ditunggu-tunggu masyarakat. Dampak lain dari pertandingan itu adalah para pedagang bisa meraup untung yang cukup lumayan. “Kalau ada pertandingan sepak bola di stadion ini, ya kami juga kecipratan rezeki. Banyak pembeli yang datang. Kami juga sekarang tidak tahu kabar soal Pesik. Masih ikut pertandingan Liga atau enggak. Soalnya Pesik sekarang jarang main di Stadion Mashud,” tambah para pedagang. Ketika berlaga di Divisi I, banyak orang yang ingin menjadi manajer tim lantaran faktor gengsi. Tercatat beberapa nama pernah menjadi manajer Pesik. Yakni H Abung Sugiarto, Asep Taufik Rohman, Dian Rachmat Yanuar, Cecep Hendie, Yudi Amiardi, dan beberapa nama lainnya. Para pengelola tim juga berasal dari kalangan muda seperti U Kusmana, Yono Mulyono, dan Rizal Arif Gunawan. “Dulu memang saya mendampingi tim. Malah cukup lama. Di mana saja tim bertanding, saya selalu hadir karena diberi tugas mengelola tim Pesik,” papar eks pengelola Pesik, Yono Mulyono. Yono merasa bangga bisa mempersembahkan yang terbaik bagi sepak bola Kabupaten Kuningan. Di mana Pesik mampu bertahan di Divisi I Liga Indonesia dan meraih medali perak di pentas olahraga multi cabang bergengsi, Porda 2010 di Kota Bandung. “Itu adalah pencapaian terbaik mampu merebut perak di ajang selevel porda. Saat itu manajer sepak bola Porda 2010 Kabupaten Kuningan adalah Pak Dian Rachmat Yanuar. Dan sekarang saya sudah tidak lagi bergelut dengan sepak bola, fokus usaha. Jadi saya kurang tahu perkembangan Pesik sekarang,” ucap Yono. Sedangkan pelatih kawakan Pesik, Ade Lesmana menyatakan jika Pesik akan tampil di Liga 3 yang mulai digelar Agustus mendatang. Persiapan menghadapi event Liga 3 dimulai dengan penjaringan pemain dan mempersiapkan tim. “Sekarang sedang berjalan latihannya. Mayoritas pemain yang memperkuat di Liga 3 berasal dari tim tahun lalu ditambah dari Porda Kabupaten Bogor 2018. Di Liga 3, hanya dibolehkan ada tiga pemain senior, selebihnya harus di bawah usia 23. Ada 26 pemain yang sedang menjalani latihan untuk persiapan Liga 3,” ungkap Ade Piit, julukan Ade Lesmana. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: