Video: Detik-Detik Pasukan Garda Revolusi Iran Sita Kapal Tanker Inggris
KORPS Garda Revolusi Iran (IRGC) telah merilis foto-foto rekaman yang menunjukkan kapal tanker Inggris direbut di Selat Hormuz pada hari Jumat.
Tanker Stena Impero “disita oleh Garda Revolusi atas permintaan Pelabuhan Hormozgan dan Organisasi Maritim ketika berlayar di Selat Hormuz karena gagal mematuhi hukum maritim internasional”.
Video insiden tersebut menunjukkan pasukan Iran yang mengenakan masker ski hitam turun dari helikopter ke kapal itu.
Video tadi juga menunjukkan beberapa kapal IRGC mengepung kapal tanker yang lebih besar seiring kapal itu bergerak di selat. Satu helikopter militer terbang di atas dan beberapa pria menggunakan topeng hitam mulai terjun ke atas kapal.
Video itu direkam menggunakan setidaknya dua kamera, satu dari kapal sejenis speed boat dan satunya dari helikopter, yang merekam gerakan para personil saat mereka bersiap untuk meluncur turun menggunakan tali dan merekam tampilan udara kapal tanker tersebut. https://twitter.com/PressTV/status/1152597789362262016?s=19
Kejadian itu memicu kecaman dari Inggris dan sekutu-sekutu Eropanya di saat mereka tengah berusaha untuk menurunkan ketegangan di perairan penting tersebut.
Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mengatakan tanggal Inggris “akan penuh pertimbangan tapi tegas”.
Dalam komentar di Twitter pada hari Sabtu, Hunt mengatakan ia telah berbicara dengan sejawat Iran-nya, tapi merasa kecewa karena Iran mengatakan mereka ingin meredakan ketegangan situasi tapi “kemudian bertindak sebaliknya”.
“Hal ini harus tentang tindakan bukan perkataan jika kita ingin menemukan jalan melewatinya. Kapal Inggris harus & akan dilindungi,” kata Hunt.
Aliran bebas lalu lintas yang melewati Selat Hormuz adalah kepentingan internasional karena seperlima dari ekspor minyak mentah global melewati perairan itu dari para eksportir Timur Tengah menuju berbagai negara di seluruh dunia.
Selat sempit itu terletak antara Iran dan Oman.
Pemilik Stena Impero, Stena Bulk, mengatakan kapal itu dihentikan oleh “kapal-kapal kecil dan sebuah helikopter tidak dikenal” saat transitnya melewati Selat Hormuz.
Kapal itu disita dengan 23 awak kapal di dalamnya, walaupun tidak ada satu pun dari mereka berkewarganegaraan Inggris. https://youtu.be/bpZGPKR_wPQ
Hunt mengatakan penyitaan kapal itu adalah tanda-tanda yang mengkhawatirkan bahwa Iran kemungkinan akan memilih jalur yang berbahaya dan tidak stabil. Ia juga membela penyitaan yang dibantu Inggris terhadap tanker super Iran dua minggu lalu sebagai tindakan “legal” karena kapal itu diduga melanggar sanksi Uni Eropa terkait pengiriman minyak ke Suriah.
Namun, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyebut penyitaan kapal Iran pada tanggal 4 Juli itu sebagai “pembajakan” dalam komentar yang ia buat di Twitter, menambahkan bawha objektif di balik tindakan Iran adalah untuk menegakkan hukum maritim internasional.
Dorsa Jabbari dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Tehran, mengatakan juru bicara IRGC menambahkan bahwa ada kapal perang Inggris yang menemani kapal minyak itu.
“Kapal perang itu memang berusaha mengintervensi dan mencegah Garda menyita kapal minyak,” ujar Jabbari.
“Kapal itu akan menempuh prosedur hukum yang diharuskan sebelum dilepaskan … Iran menegakkan tugaskan di perairan Selat Hormuz,” tambahnya, mengutip pihak berwenang Iran.
Tindakan Iran itu memicu kecaman dari para penandatangan Kesepakatan Nuklir Iran di Eropa.
Jerman dan Prancis menyerukan agar Iran segera melepaskan kapal itu dan para awalnya. Berlin mengatakan, penyitaan itu mementahkan segala upaya untuk menemukan jalan keluar dari krisis saat ini.
Eropa tengah berjuang untuk menahan ketegangan yang berakar dari keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menarik AS keluar dari Kesepakatan Nuklir Iran. Kesepakatan itu mengangkat berbagai sanksi terhadap Iran sebagai ganti kepatuhan mereka terkait program nuklir.
Sejak saat itu, Trump telah kembali menjatuhkan berbagai sanksi terhadap Iran, termasuk terhadap ekspor minyak, dan Iran baru-baru ini meningkatkan kadar pengayaan uranium melewati batas yang ditentukan di kesepakatan itu sebagai taruhan untuk menekan Eropa untuk menemukan cara mengakali sanksi ekonomi yang melumpuhkan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: