Kasus Stunting Tinggi, Kades Rajawangi: Mungkin Data Itu Tidak Valid

Kasus Stunting Tinggi, Kades Rajawangi: Mungkin Data Itu Tidak Valid

MAJALENGKA - Tingginya kasus stunting di Desa Rajawangi, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, disikapi serius kepala desa. Pemdes Rajawangi menilai heran dengan munculnya data tersebut karena bisa saja tidak valid. \"Mungkin 34 pendek dan 1 sangat pendek merupakan salah penulisan data. Petugas Posyandu juga belum tentu mengetahui,\" tegas Kepala Desa Rajawangi, Mansur ditemui di balai desa, Rabu (24/7). Dirinya mengaku heran dan belum sependapat dengan munculnya data tersebut karena belum ada petugas yang melakukan pengecekan ke lapangan. Dia berencana survei ke setiap RT guna mendata kasus stunting yang nantinya bisa didampingi kader Posyandu. Setelah ada data valid, ke depan akan ada upaya. \"Kalau memang ada data seperti itu dan riil maka kami juga tidak tinggal diam. Tindakan ke depannya atau tahun 2020 mendatang secara khusus akan menganggarkan di APBDes untuk penanganan kasus stunting,\" ujarnya. Pemdes Rajawangi juga telah menggelar Musyawarah Desa (Musdes) bersama tokoh dalam penanganan stunting. Pasalnya ini bukan lagi program kabupaten melainkan secara nasional. Selama ini, lanjut Mansur, beberapa faktor stunting di wilayahnya lebih cenderung ke genetik. \"Karena dari beberapa kasus itu ada sejumlah warga kami yang memiliki genetik demikian. Jadi hanya Tuhan yang bisa mengubahnya meski ditekan atau diupayakan dengan metode apapun. Ada Ibu/bapaknya bertubuh pendek. Kalau karena gizi, setelah kroscek, maka secara khusus akan dianggarkan untuk penanggulangan Stunting,\" tutur Mansur. Mansur berharap musdes bersama sejumlah elemen masyarakat Rajawangi melahirkan respons. Terlebih hasil rapat bersama ratusan desa lain beberapa waktu lalu di Bogor, bahwa stunting menjadi salah satu prioritas Kemendes. Selain prioritas bidang pendidikan dan kesehatan. \"Walaupun infrastruktur itu masih menjadi primadona sejumlah desa. Tetapi Kemendes menginginkan desa jangan 100 persen ke infrastruktur. Tetapi bidang pendidikan dan kesehatan,\" pungkasnya. Di tempat terpisah, Kepala Desa Lame, Kecamatan Leuwimunding, Ade Endang S mengatakan, berupaya mempertahankan dan selalu monitor kondisi anak melalui sosialisasi kepada masyarakat. Pihaknya memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang gizi terutama saat penimbangan balita. \"Setiap 6 bulan sekali, kader Posyandu bersama PKK selalu mengukur tinggi badan anak. Karena faktor keturunan itu hanya 5 persen, sisanya lebih ke Gizi. ASI itu sangat penting,” imbuhnya. Untuk itu, secara kontinyu, pihaknya akan memberikan PMT kepada anak. Rencananya tahun depan, pihaknya akan menganggarkan PMT dari Dana Desa (DD). “Karena ini bakal menjadi prioritas dan perhatian,\" imbuhnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: