IBK Satukan Pencinta Olahraga Sepeda
KUNINGAN - Berawal dari kejenuhan dengan pola lama, sekelompok remaja di Kuningan yang menggilai olahraga bersepeda, memprakarsai pembentukan klub BMX, yang dinamai Stuf. Aksi para rider sepeda BMX di Kabupaten Kuningan dimulai sejak awal tahun 2000-an. Asep Risa, Nana Banpuy, Ivan, Arif dan Kamid, adalah beberapa pentolan rider BMX Kuningan periode 2000-an. Hingga kini, keberadaan mereka masih dikenal oleh anak-anak muda pencinta olahraga nomor dua paling ekstrem di dunia setelah skatboard itu. Klub Stuf kemudian menginspirasikan sejumlah pemuda lain. Sampai ahirnya, di awal milenium baru itu terbentuklah klub-klub BMX lainnya, di antaranya ada BGS, The Boga, Fusion dan Fork. Guntoro Eliska Prianto, salah satu rider Ikatan BMX Kuningan (IBK), menyebutkan, klub-klub BMX generasi pertama itulah yang menjadi embrio terbentuknya IBK. \"IBK berdiri sejak Januari 2012. Tapi jauh sebelum itu, rider-rider Kuningan memang telah dikenal luas di dunia BMX Jawa Barat,\" jelasnya, didampingi salah satu rider senior, Asep Fredi. Berdirinya klub-klub BMX di Kuningan tidak dipungkiri menimbulkan persaingan antar rider freestyle BMX yang cukup ketat. Persaingan ketat ini tidak hanya menimbulkan dampak positif dengan meningkatnya kualitas dan skill para rider. Lebih dari itu, Asep Fredi mengakui, persinggungan ego antar anggota klub memang acap kali terjadi. \"Memang tidak sampai menimbulkan masalah besar, tapi kami merasa, persinggungan-persinggungan itu harus betul-betul dihindarkan,\" ujar Asep. Karena itu, lanjut Asep, Mumung Junaedi, salah satu rider pentolan klub Fork, menggagas untuk mempersatukan seluruh pencinta BMX di Kabupaten Kuningan. Maka berdirilah Ikatan BMX Kuningan (IBK) sejak awal tahun lalu (2012). \"Kita tidak mau rider-rider BMX di Kuningan menjadi tercerai berai. Toh apa yang kita perjuangkan itu adalah suatu hal yang sama, yaitu ingin memajukan BMX Kuningan,\" ungkapnya. Asep menjelaskan, di IBK, semua rider diperlakukan sama, baik senior, junior atau pemula sekalipun. Tidak ada batasan-batasan tertentu yang diskriminatif. \"Di sini kita belajar bersama, saling berbagi dan mengingatkan,\" jelasnya. Selain itu, IBK tidak mengenal perpeloncoan. Bagi rider pemula atau siapa saja yang mau bergabung, IBK sangat terbuka. \"Yang penting punya hobi sama. Itu saja sudah cukup untuk mempersatukan kami,\" tegasnya Asep. Tidak hanya bersenang-senang dengan menyalurkan hobi, melalui IBK, para rider juga berprestasi. Asep membeberkan, sejak 2008 IBK telah aktif di berbagai ajang kejuaraan. Tidak hanya event regional, tapi kejuaraan tingkat nasional dan internasional pun pernah mereka ikuti. Event-event tahunan seperti Local Heroes, kejuaraan daerah dan kejuaraan nasional freestyle BMX menjadi ajang langganan rider-rider IBK. Bahkan tahun lalu, dua rider IBK berprestasi di event kejuaran tingkat Asia yang di gelar di Jakarta, yakni Yusuf Ramdani (juara 2) dan Anto Leysa Bili (juara 3) untuk kategori street park. Untuk mengasah skill, rider-rider BMX Kota Kuda biasa berlatih di Pandapa Paramarta, Kompleks Stadion Mashud Wisnusaputra. \"Tidak ada waktu yang khusus untuk latihan, setiap hari kalau ada waktu luang di sore hari, kita selalu berkumpul di sini (Pandapa Paramarta, red). Kita latihan bersama, berbagi teknik dan trik yang dikuasai,\" Beber Asep. Dikatakan Asep, IBK selalu berusaha konsisten untuk terus mengidupkan BMX di Kuningan. Baginya, komunitas ini merupakan salah satu wadah untuk menyalurkan ekspresi dan kreativitas anak muda Kuningan.\"Kegiatan kami positif. IBK adalah sarana yang baik untuk meredam kenakalan remaja,\" tegasnya.(ttr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: