Ikhtiar Desa Playangan Untuk Meningkatkan Produksi Bandeng, Percepat Pertumbuhan Gunakan Metode Stunting

Ikhtiar Desa Playangan Untuk Meningkatkan Produksi Bandeng, Percepat Pertumbuhan Gunakan Metode Stunting

Istilah stunting tidak selamanya berkonotasi buruk. Jika dalam dunia kesehatan stunting adalah terhambatnya pertumbuhan karena kurang asupan gizi, namun dalam dunia budidaya ikan, metode stunting justru digunakan untuk meningkatkan hasil produksi bandeng. YA, metode budidaya bandeng stunting tersebut dikenalkan kepada masyarakat Desa Playangan dalam kegiataan pembinaan budidaya ikan Bandeng yang digelar di aula Desa Pelayangan, kemarin (29/7). Pada kesempatan itu, para pembudidaya bandeng diminta untuk mengikuti anjuran dari dinas agar hasil yang dicapai bisa maksimal. Poin pertama dalam pelaksanaan budidaya ikan adalah sebagai fondasi awal penentuan tambak di lokasi lahan yang betul-betul sumber airnya tidak tercemari. “Karena makannya bandeng kecil itu plankton. Jadi harus dipastikan sirkulasi airnya baik, tidak tercemar. Itu penting agar plankton bisa hidup dan jadi sumber makanan ikan,” ujar Johari, salah satu pemateri dalam kesempatan tersebut. Johari mengaku sudah menjalankan budidaya sistem stunting yang sebenarnya adalah metode yang dikembangkan pembudidaya zaman dulu. Teknisnya, ikan dikembangkan dalam satu kolam secara padat dan dikerdilkan. Baru setelahnya dilepaskan ke kolam pembesaran, dan hasilnya jauh lebih bagus ketimbang sistem yang biasa. “Ini metode yang bagus. Tidak seperti stunting dalam istilah kesehatan. Dalam hal budidaya, stunting punya keunggulan dari sisi peningkatan produktivitas ini sudah saya jalankan dan hasilnya bagus,” imbuhnya. Dijelaskan Johari, pola teknik stunting adalah dengan pola budidaya yang sebelumnya dikerdilkan dahulu. Bibit ikan dimasukkan ke tambak pertama dengan ukuran 0,5 hektar untuk bibit sekitar 20 ribu ekor, dan dilakukan pembiaran tanpa diberikan makan. Bibit ikan bandeng hanya memakan makanan yang dihasilkan dari air seperti plangton dan lainnya. Di usia 2 bulan bibit ikan tersebut akan kerdil denga ukuran sekitar ibu jari. Baru bibit-bibit ikan itu dipindah ke kolam pembesaran. “Dalam kolam pembesaran diupayakan per ekor memiliki ruang air sekitar 1 meter atau dalam 1 hektar lahan diusahakan maksimal 10 ribu ekor bibit. Agar ikan dapat oksigen yang cukup,” terangnya. Sementara itu, Seksi Perikanan Budidaya Dislakan Kabupaten Cirebon, Masduqi kepada Radar menuturkan, stunting ini untuk mengkerdilkan ikan. Setelah melewati masa stunting, pertumbuhannya peningkatan ikan akan sangat bagus. “Waktu stunting-nya sekitar 2 bulan atau dari ukuran sedotan sampai ukuran jempol. Hasilnya sudah terbukti. Jika biasanya tebar benih 7.000 ekor hasilnya jika menggunakan metode biasa paling dapat 500 kilogram. Tapi kalau menggunakan metode stunting dengan jumlah yang sama bisa menghasilkan 1,3 ton. Jauh lebih banyak hasilnya. Selama pengerdilan ini makan alami,” jelasnya. Produksi bandeng di Kabupaten Cirebon menurut Masduqi, masih berada di angka 8.000 ton pertahun. Jumlah tersebut baru cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal dari dua kali musim tanam. “Potensi yang ada belum tergarap seluruhnya. Wilayah kita ini sebenarnya punya potensi, karena lokasi tambak ini tersebar di hampir semua pesisir pantai Cirebon, kecuali yang sekarang jadi industri,” ungkapnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: