Italia Berkuasa, Inggris Menangis

Italia Berkuasa, Inggris Menangis

TEL AVIV - Serie A Liga Italia kini memang kalah glamor dibanding Liga Inggris. Para pemain bintang lebih memilih bermain di Barclays Premier League (BPL) yang lebih populer daripada merumput di Lega Calcio. Namun, situasi itu justru memberi ruang luas bagi para pemain muda untuk berkembang. Hasil terbaru di Euro U-21 yang digelar di Tel Aviv, Israel, Minggu (9/6) dini hari, telah membuktikannya. Azzurini, sebutan untuk timnas junior, menggasak Israel dengan skor telak 4-0. Dalam laga yang digelar di Blumfield Stadium itu, para pencetak gol adalah pemain muda yang menjadi pilar di klubnya masing-masing. Striker muda Atalanta, Manolo Gabbiadini memborong dua gol. Dua gol lainnya dicetak masing-masing oleh Ricardo Saponara dan Alessandro Florenzi. Saponara merupakan pemain Parma sedangkan Florenzi adalah gelandang AS Roma. Saponara menjadi pemain yang membuka keran gol Italia. Sontekan kecil dia memperdayai kiper Israel Boris Kleyman. Israel semakin sulit mengejar ketika Eyal Golasa terkena kartu merah karena tekel berbahayanya kepada Saponara di menit ke-37. Tiga menit setelah Golasa keluar lapangan, Gabbiadini menceploskan bola hasil umpan Ciro Immobile. Keganasan Gabbiadini semakin menjadi di babak kedua. Dia kembali memperdayai Kleyman dengan tendangan bebas yang mendatar menembus pagar betis pemain Israel. Florenzi melengkapi kekalahan Israel dengan sontekan yang melewati kedua kaki bek Ben Vahaba dan Kleyman. Hasil tersebut membuat Italia menjadi pemuncak Grup A. Tim asuhan Devis Mangia itu bisa keluar sebagai juara grup jika tidak kalah melawan Norwegia di laga grup terakhir pada Selasa waktu setempat atau Rabu dini hari WIB. Sayangnya, kemenangan itu mengorbankan striker mungil Italia Lorenzo Insigne. Dia harus ditarik keluar karena cedera. Italia berharap striker Napoli itu bisa tampil di semifinal. \"Kadang-kadang tim seperti Israel lebih berbahaya daripada Inggris. Untungnya kami mencetak gol duluan dan itulah yang membuat mereka tak berdaya,\" ulas Mangia. Situasi berlawanan dihadapi Inggris. Timnas dengan liga paling glamor di dunia itu justru terpaksa harus pulang dini setelah dikalahkan Norwegia. Meski mendominasi penguasaan bola di babak awal, mereka tak pernah bisa menembus pertahanan Norwegia. Bahkan, karena kesalahan para pemain belakang, mereka harus rela kebobolan dua gol. Setelah kebobolan oleh Frederik Semb Berge, Inggris sejatinya berusaha bangkit dengan terus menekan tim Skandinavia tersebut. Namun, tembakan diagonal Jo Inge Berget membuat Inggris semakin tak berdaya. \"Kemenangan ini sangat berharga bagi warga Norwegia. Kami menciptakan peluang lebih banyak daripada Inggris meski mereka adalah tim dengan banyak pemain bintang,\" kata pelatih timnas U-21 Skotlandia Tor Ole Skullerud. Pelatih Inggris Stuart Pearce mengakui timnya bermain bobrok. \"Para pemain seperti tidak berupaya untuk merebut kemenangan. Apapun alasannya, performa para pemain memang sangat buruk,\" katanya. (aga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: