Dua Penembakan Massal Terjadi Dalam Satu Hari di Amerika Serikat

Dua Penembakan Massal Terjadi Dalam Satu Hari di Amerika Serikat

OHIO-Sebuah penembakan massal terjadi di Dayton, Ohio, Amerika Serikat (AS) hanya beberapa jam setelah penembakan massal lainnya di El Paso, yang terletak di negara bagian Texas dan Dayton yang berlokasi di Ohio. Dikutip dari CNN, kepolisian El Paso mengaku menerima laporan soal penembakan pada Sabtu (3/8) pada sekitar pukul 22.39. Sedangkan di Dayton, aparat keamanan setempat berkata mendapatkan informasi telah terjadi penembakan massal pada Minggu (4/8) pukul 01.00 dini hari. Sebanyak 20 orang tewas dalam peristiwa tragis di El Paso. Sementara itu, kabar terkini menyebutkan ada setidaknya sembilan nyawa melayang sebagai korban penembakan di Dayton. Melalui Twitter, pemerintah kota El Paso yang bekerja sama dengan kepolisian lokal menginformasikan bahwa ada satu orang ditahan sebagai tersangka pelaku penembakan. Menurut pemberitaan berbagai media Amerika Serikat, tersangka adalah laki-laki berusia 21 tahun, berkulit putih, dan bernama Patrick Crusius. Ia sendiri disebut sebagai warga negara bagian Texas yang tinggal di salah satu kota kecil yang berjarak lebih dari 1.000 kilometer dari El Paso. Dalam video yang diambil dari kamera pengawas dan disiarkan oleh sejumlah stasiun televisi Amerika Serikat, laki-laki yang menjadi tersangka itu tampak memakai kaos hitam, pelindung telinga, dan membawa senjata jenis senapan serbu (assault rifle).

ABC News mengutip pernyataan kepolisian Dayton yang menyebut tersangka pelaku penembakan ikut tewas, sedangkan ada 16 orang mengalami luka-luka dan tengah berada di salah satu rumah sakit. Hanya saja, pihak medis menolak untuk menyebutkan seberapa parah luka yang mereka dapatkan dari insiden ini. Kepolisian sendiri mengumumkan melalui Twitter bahwa Biro Investigasi Federal (FBI) sudah berada di lokasi untuk membantu penyelidikan. Di saat bersamaan, aparat membentuk pusat keluarga untuk memberikan informasi kepada warga yang ingin mencari tahu apakah ada anggota keluarga atau teman mereka yang selamat. Situasi ini tentu sangat tragis bagi masyarakat Amerika Serikat. Pasalnya, kedua insiden berdarah tersebut terjadi hanya berselang beberapa hari dari penembakan di sebuah festival musik, Gilroy Garlic, di San Francisco. Penembakan yang berlangsung pada Minggu (28/7) itu menewaskan tiga orang dan melukai belasan orang lainnya. Dilansir dari NBC News, tersangka pelaku bernama Santino William Legan dan masih berusia 19 tahun. Ia menembak secara acak sebelum akhirnya dilumpuhkan dengan peluru oleh anggota kepolisian. Dalam laporan terakhir, aparat berwenang mengutip informasi medis bahwa Legan kemudian menembak dirinya sendiri, lalu tewas. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: