Pemkot Cirebon Pekan Depan Tutup TPS Prujakan

Pemkot Cirebon Pekan Depan Tutup TPS Prujakan

CIREBON–Pemerintah Kota Cirebon berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan. Upaya penataan persampahan juga terus dilakukan. Pekan depan pemkot berencana menutup tempat pembuangan sampah (TPS) Prujakan. Wakil Walikota Cirebon Dra Hj Eti Herawati mengatakan, penutupan TPS masih akan berlanjut. Setelah TPS Prujakan, disusul oleh enam TPS lainnya yang merupakan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Cirebon. Contohnya yaitu TPS di Stadion Bima dan di Jl Tuparev tepatnya di dekat Tugu Selamat Datang Cirebon. “Pemda Kota Cirebon dan Kabupaten (Cirebon, red) sudah sepakat untuk menyelesaikan persoalan sampah ini bersama-sama,” ungkapnya kepada Radar Cirebon. Selain penataan persampahan dan penutupan TPS, Eti juga mengajak masyarakat untuk sadar kebersihan. “Tidak cukup pemerintah daerah saja, tapi juga elemen lainnya,  termasuk masyarakat,” ungkap Eti. Kesadaran terhadap persampahan sangat penting, terutama berkaitan dengan pemenuhan target 2 juta kunjungan wisatawan. Eti meminta masyarakat menyadari bahwa untuk menjadi kota wisata terdepan di Jawa Barat, dibutuhkan dukungan dari semua elemen. Caranya, yaitu bisa dengan membuang sampah pada tempatnya. “Kebersihan akan menambah daya tarik wisatawan ke Kota Cirebon. Mudah-mudahan dengan begitu target 2 juta wisatawan bisa tercapai,” katanya. Selain penutupan TPS, Pemerintah Kota Cirebon memang sedang getol mereformasi sistem pengelolaan  sampah. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) berkeinginan menutup TPS dan mengoperasikan armada pengangkut. Untuk pengelolaannya, menjadi tanggung jawab kelurahan dan kecamatan. Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kota Cirebon Supriyanto menjelaskan, rencana pengalihan pengelolaan sampah diharapkan terlaksana tahun depan. Dan program ini berbarengan dengan program TPS mobile. “Rencananya pemkot akan mengangkat pegawai outsourcing yang ditempatkan di RW untuk pengelolaan sampah,” ujarnya. Selama ini, pengelolaan sampah dilakukan secara swadaya oleh warga yang diakomodir oleh RW. Dari warga, sampah diangkut oleh petugas sampah RW yang kemudian membuangnya ke TPS. Dari TPS ke TPA barulah itu menjadi urusan DLH. Rencananya, kata Yanto, pengalihan pengelolaan sampah ini akan bersamaan dengan TPS mobile. Pegawai itu akan bertugas mengambil sampah ke rumah rumah warga untuk kemudian di kumpulkan di satu titik lokasi pengambilan sampah ke TPS mobile. Dan kemudian di buang ke TPA Kopi Luhur. Namun terkait dengan kesiapan armada TPS mobile, Yanto mengaku terkendala dengan jumlah armada. Sampai saat ini, DLH baru memiliki 27 armada yang terdiri dari kendaraan dump truck, pick up pengangkut sampah dan satu unit loader. Untuk tahun ini, pihaknya akan menerima tambahan 4 armada dari proses lelang. Sehingga total armada yang dimiliki berjumlah 31 kendaraan. (awr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: