Investor Syariah Tumbuh 2,2 Persen

Investor Syariah Tumbuh 2,2 Persen

JAKARTA-Investor syariah di pasar modal Indonesia tercatat tumbuh secara signifikan. Per Januari 2020 mencapai 70.132 atau meningkat 2,2 persen dari akhir 2019 yang mencapai 68.599 investor.

Saat ini, rasio investor syariah dari total investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai 1.118.733 sebesar 6,3 persen. Menariknya, dari total investor syariah 68.599 sekitar 9,5 persen atau setara 6.680 investor telah menjadi investor aktif.

Head of Marketing IPOT dari PT Indo Premier Sekuritas Paramita Sari mengatakan, tumbuhnya investor syariah lantaran menjalankan kepatuhan pada nilai-nilai dan ajaran agama Islam.

“Investasi syariah mampu mengakomodasi keinginan untuk memiliki investasi yang sesuai dengan nilai-nilai agama,” ujarnya dalam keterangan persnya, kemarin (23/2).

Dalam catatannya, saat ini investor syariah yang terdaftar di IndoPremier hampir mencapai 19.000 investor dengan jumlah investor syariah terbanyak di daerah Jawa Barat sebesar 20,5 persen, Jawa Timur sebesar 16,4 persen dan DKI Jakarta sebesar 13,2 persen.

Director of Chief Economist Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat menambahkan, pentingnya transformasi dari saving ke investing society sebagai solusi risiko ‘tuwir sebelum tajir’ dengan mengungkap fakta bahwa selama 10 tahun terakhir perekonomian Indonesia cenderung kurang produktif, kompetitif, efisien dan berkeadilan. “2030 Indonesia berisiko gagal menjadi negara kaya sebelum tua. Solusinya adalah transformasi dari saving ke investing society,\" ucapnya.

Menurutnya, ivestasi adalah sebuah keberuntungan. Artinya peningkatan sepanjang waktu mulai dari pokok investasi yang dapat kembali, keuntungan yang memuaskan dan mudah dijual termasuk pokok investasinya.

Senada dengan Budi, Central Board of Masyarakat Ekonomi Syariah Adiwarman A Karim mengungkapkan, terjadi tren positif investasi reksa dana syariah. Menurutnya, pertumbuhan reksa dana syariah lebih signifikan dibanding reksa dana konvensional sejak 2016. “Pertumbuhan market share reksa dana syariah terhadap reksa dana konvensional sejak 2016 meningkat tajam hingga 372 poin. Sayangnya, pasar modal syariah memiliki banyak potensi yang belum terserap secara optimal,” ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan, meski Indonesia di tahun 2019 menghadapi gejolak ekonomi yang tidak ringan lantaran perang dagang Amerika Serikat dan China, namun optimis ekonomi syariah bisa menjadi bantalan bagi perekonomian Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global.

Pasalnya, Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, menjadi masuk akal bila menjadikan pengembangan ekonomi syariah sebagai salah satu strategi untuk mencapai target pertumbuhan Indonesia. (din/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: