Bambang: Kaji Ulang Penutupan Pabrik Gula Sindanglaut

Bambang: Kaji Ulang Penutupan Pabrik Gula Sindanglaut

ANGGOTA Komisi II DPRD Jawa Barat, Bambang Mujiarto ST meminta pihak-pihak terkait untuk meninjau kembali keputusan penutupan Pabrik Gula (PG) Sindanglaut. Pasalnya, dari beberapa data yang ia miliki, optimalisasi terhadap kinerja maupun produksi PG Sindanglaut, masih bisa diperbaiki dan ditingkatkan. Untuk mendukung industri gula dalam negeri.

Terlebih menurut Bambang, penutupan tersebut akan membawa dampak sosial yang dikhawatirkan bakal menjadi beban pemerintah daerah maupun pusat terkait nasib pekerja dan beban petani.

“Saya minta penutupan ini dikaji ulang. Tidak hanya menggunakan satu lembaga saja agar hasilnya akurat dan bisa diterima semua pihak. Apalagi saya yakin, PG Sindanglaut bisa ditingkatkan lagi performanya untuk mendukung industri gula dalam negeri,” ujar Bambang, kemarin.

Politisi PDIP tersebut mengaku menerima salinan hasil kajian yang dilakukan sebagai dasar penutupan PG Sindanglaut. Namun, banyak data yang masih bias dan perlu dikroscek terlebih dahulu dengan melibatkan banyak pihak terkait.

“Di situ ada data luas lahan tebu kita di tahun 2015 seluas 4.400 hektar, dan pada 2019 menurun menjadi 2,400 hektar. Inikan bikin bingung. Masa dalam sekian tahun hilang 2,000 hektar. Saya mendesak ada kajian ulang yang melibatkan tidak hanya satu lembaga saja, agar ada opsi alternatif yang ditawarkan,” imbuhnya.

Di samping itu, Bambang juga sudah bertemu dengan perwakilan para petani dan menerima banyak masukan terkait kelangsungan nasib PG Sindanglaut tersebut. Dia pun berjanji akan memperjuangkan keberlangsungan PG Sindanglaut tersebut, sampai titik darah penghabisan.

“PG Sindanglaut memang milik BUMN, tapi jangan lupa, ada peran kita sebagai anggota DPRD Jawa Barat terkait persoalan tenaga kerja dan lahan perkebunannya. Kita akan dorong agar perwakilan kita di pusat bisa membantu mengadvokasi persoalan tebu di Cirebon,” ungkapnya.

Yang tidak kalah penting, menurut Bambang, tebu dan pabrik gula di Cirebon jangan dilihat secara historical saja, melainkan harus dilihat sebagai salah satu penunjang industri gula nasional. (dri) A

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: