Tingginya Partisipasi Pemilu 2019 Belum Sebanding dengan Kualitas Pemilih

Tingginya Partisipasi Pemilu 2019 Belum Sebanding dengan Kualitas Pemilih

CIREBON – Tingginya angka partisipasi Pemilu 2019 di Kota Cirebon belum menjadikan indikator riil pemilih. Karena belum mencerminkan kualitas pemilih yang ideal.

Ketua Komisi Pemiliha Umum (KPU) Kota Cirebon, Didi Nursidi menilai, sebagian besar hak pilih yang tersalurkan masih bersifat simbolis. Pada Pilkada 2018 maupun Pemilu 2019 menunjukkan angka partisipasi di Kota Cirebon lebih dari 80 persen.

Angka partisipasi pemilih tersebut melampaui target nasional, di angka 78 persen. Tapi secara realitas pemilih masih belum terlalu beranjak dari kondisi pemilih simbolik.

“Kita harus mendesain agar pemilih yang riil partisipan, itu tugas penyelenggara pemilu, KPU, Bawaslu, Pemda dan instansi lainya,” kata Didi, saat menjadi narasumber di agenda pengembangan pendidikan politik bagi pelajar, Rabu (26/2).

Dia berharap agar seluruh stakeholder yang berkepentingan dan terkait dengan pemilu, dapat memiliki visi yang sama mendesain para pelajar dan remaja yang merupakan pemilih pemula dan belum terkontaminasi. Tujuannya, agar ke depan bisa menjadi pemilih cerdas yang bisa menentukan pilihan dalam pemilu berdasarkan indikator-indikator yang riil.

Indikator tersebut dia jabarkan menjadi setidaknya empat poin. Poin itu di antaranya memahami track record calon, memahami visi misi dan program kerja calon, serta mempertimbangkan pilihan berdsasarkan referensi lainya.

Setelah tiga indikator itu digunakan, pemilih tidak lagi terjebak dalam simbol-simbol. Karena pilihannya adalah kapabilitas dan loyalitas kepada rakyat. “Harus ada elaborasi penyelenggara, pemerintah daerah, LSM, dan parpol,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Bina Politik Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Cirebon, Ade Budiyanto menjelaskan, sebanyak 50 pelajar dari SMA dan SMK se-Kota Cirebon diundang dalam kegiatan pengembangan pendidikan politik bagi pemula. Tujuannya, untuk mengedukasi generasi muda menjadi pemilih cerdas ketika telah mendapatkan hak pilih.

“Kami berupaya untuk membuka wawasan generasi muda tenang demokrasi, meningkatkan pengetahuan generasi muda tentang demokrasi,” jelasnya. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: