Menikmati Sate Kalong Khas Cirebon

Menikmati Sate Kalong Khas Cirebon

CIREBON-Mendengar namanya saja, lumayan membuat merinding. Ya, sate kalong khas Cirebon. Kuliner satu ini, disebut-sebut legendaris dan hanya ada di kota udang.

Namun banyak orang yang salah mengira. Kalong yang berarti kelelawar, bukanlah bahan baku utama untuk membuat sate ini. Sesungguhnya, sate dibuat dari daging dan urat kerbau. Kalong hanya penamaan. Sebutan bagi mereka, yang gemar keluar malam. Artinya, pedagang sate kalong memang aktif berjualan di malam hari. Layaknya kalong atau kelelawar, yang terjaga di kala makhluk lain tertidur.

Ada dua porsi yang ditawarkan ketika membeli sate kalong M Joni yang berlokasi di Kesambi Dalam, Kota Cirebon ini. Yakni sate manis dan asin. Untuk manis, berbahan dasar daging kerbau dengan dicampur gula jawa saat proses penggilingan. Dan asin, terbuat dari otot paha, masih hewan yang sama, kerbau.

\"\"

KENYAL: Untuk sate asin dari urat paha kerbau berwarna kuning teksturnya kenyal.
FOTO: ADE GUSTIANA/RADAR CIREBON

Bagian bumbu, layaknya sate pada umumnya. Menggunakan campuran kacang dengan gula merah, serta sedikit ditambah dage atau oncom. Mereka yang gemar pedas, patut disandingkan sambal. Dan untuk yang memiliki selera lapar lebih, bisa mengkolaborasikan sate dengan lontong  yang telah disediakan.

Satu porsi dihargai Rp13.000. Terdiri dari 10 tusuk sate, dan gratis minum teh hangat sepuasnya. Sate kalong M Joni buka setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 23.00 WIB. “Sehari rata-rata terjual 250-300 tusuk. Sate kalong yang manis bisa bertahan hingga 5 hari. Sementara yang asin, bertahan 2 hari,” ujar Darman, pedagang sate kalong M Joni.

Pria 42 tahun itu menjelaskan, ada beberapa perbedaan mengolah sate menggunakan daging kerbau. Pertama adalah tekstur daging. Untuk merekatkan dengan tusuk sate, daging kerbau yang telah diolah hanya perlu di tempelkan. Tidak bisa ditusuk, seperti sate ayam atau kambing.

Lalu pada bagian urat kerbau, perlu direbus terlebih dahulu hingga 10 jam. Dilakukan agar tekstur sate menjadi lembut dan mudah di kunyah. Semua proses produksi dari bahan mentah hingga menjadi tusuk sate, dilakukan Darman bersama sang istri di rumahnya yang berlokasi tidak jauh dari tempatnya berjualan. “Kalau ngga (di rebus, red) ya kaya karet. Saya beli daging dan urat kerbau di Pasar Kanoman,” imbuh Darman.

Sate manis yang terbuat dari daging kerbau memiliki tekstur seperti sate ayam. Lembut dan memiliki rasa manis. Sementara, untuk sate asin dari urat paha kerbau, teksturnya lebih kenyal. “Seperti mengunyah cecek (kikil, red),” kata Reynaldi, salah seorang penikmatnya. (ade)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: