Brimob ke Darul Atsar
Oleh: Mochamad Rona Anggie
SUDAH enam bulan. Iptu Sajak Utomo tugas di Purwakarta. Memimpin Kompi 3 Yon C Pelopor, Satbrimob Polda Jabar. Kami kembali bersua, Senin (2/3). Sudah lama tak bertemu. Baru ada kesempatan pekan ini.
Ternyata, lahan markas Kompi 3 bekas Polwil Purwakarta. Sama dengan lokasi Kompi 4 di Winong, Kabupaten Cirebon. Eks Polwil Cirebon. Perjumpaan pertama dengan Pak Sajak, ya di Kompi 4 itu. Beliau Pasi Ops di sana. Iptu Abang Maulana Dankinya.
Kompi 3 dan 4 menginduk ke Batalyon C di Talun. Yang juga lokasi Kompi 1 dan 2 berdinas. Sudah dua bulan terakhir. Tiap Jumat, saya ke Masjid Darussalam, kompleks batalyon. Mengirim buletin Permata Sunnah. Jumat lalu (28/2), ada keramaian di sana. Banyak papan karangan bunga. Rupanya sedang berlangsung sertijab Danyon. Dari AKBP Puji Prayitno ke AKBP Muhammad Andri.
Saat ke Purwakarta. Danyon Andri juga ke sana. Sayang, belum bisa kumpul bareng. “Pak Danyon sampai jam sebelas, di sini,” kata Pak Sajak. Sementara saya, Pak Maman Salim dan Abu Ubaid, menjelang asar baru sampai. Semoga bisa bertemu di Cirebon. “Nanti saya coba ajak ke ponpes,” ucap Wadanyon, AKP Dudin Taptajani, secara terpisah.
Pak Puji sendiri kini menjabat Kapolres Kaur, Polda Bengkulu. Hubungan silaturahmi sudah terjalin baik. Dua kali beliau ke Pondok Dhiya’us Sunnah, Kota Cirebon. Bertatap muka dengan pengasuh pondok, ustad Muhammad bin Umar Assewed. Bahkan terakhir, bersama Kadensus Jawa Barat, Kombes Pol Arif Makhfudiharto. Kombes yang doyan lomba maraton. Yang sedang menempuh pendidikan perwira tinggi.
Pak Sajak menunaikan salat asar. Di Masjid Al Waris. Sepuluh meter sebelah rumah dinasnya. “Dulu masjid ini di pakai warga salat Jum’at. Sekarang tidak lagi,” terangnya. Setelah Tajug Gede Cilodong berdiri. Ikon baru Purwakarta. Berada di antara kantor BPN dan markas Kompi 3. “Tajug milik Pemkab Purwakarta, berkonsep wisata religi,” tambah Sajak.
Kami kemudian meluncur. Ke Pondok Pesantren Darul Atsar, Desa Tanjungsari, Kecamatan Pondok Salam. Pak Sajak di mobil terpisah. Didampingi dua anggota: Briptu Sion dan Peru Codet. Tadinya pengurus pondok, yang mau sowan ke Kompi 3. Tapi rencana berubah. “Biar tahu sekalian lokasi pondoknya,” kata Iptu Sajak.
Rencana kunjungan ke Darul Atsar. Sebenarnya sudah tercetus sejak awal Pak Sajak tugas di Purwakarta. Bahkan di Daurah Nasional Asatidzah, Jogjakarta. Beberapa bulan lalu. Di hadapan pengurus pondok Darul Atsar. Saya mengungkapkan niat silaturahmi saudara-saudara Brimob Kompi 3 ke sana. Alhamdulillah, akhirnya Allah takdirkan tiga hari lalu.
Di Darul Atsar, para ustad (asatidzah) sudah menunggu. Ada pengasuh pondok, ustad Mahmud Barjib. Didampingi ustad Idris dan ustad Abdullah. Perbincangan mengalir santai. Suasana terjalin akrab. Kami senang. Pertemuan tersebut bisa terwujud.
“Berdiri sejak kapan?” tanya Pak Sajak, sambil menikmati teh tarik dingin. “Sejak tahun 2004. Masih belum ada listrik serta air waktu itu,” beber ustad Mahmud, mengenang pembangunan pondok. Yang juga dimotori ustad Hamzah Bajri. Warga kawasan Pasar Rebo. Kampung Arab Purwakarta.
“Kalau sudah kenal begini, kan enak,” lanjut Pak Sajak. “Nanti dengan anggota lainnya, saya main lagi. Ini pembukaan dulu. Biar masyarakat sekitar juga tidak kaget. Lho, koq pondoknya didatangi banyak polisi,” ucapnya disambut tawa hangat kami.
Sajak menegaskan perlu sinergitas. Antara aparat keamanan dan ulama, dalam mengayomi masyarakat. Pihaknya mendukung setiap upaya pencerahan umat. “Kalau menyampaikan wawasan kebangsaan, itu bagian saya. Tapi kalau ke ranah ilmiah keagamaan, tugas bapak ustad sekalian,” tutur warga Celancang itu.
Peran ulama. Peran pondok pesantren. Menurut Sajak, sangat membantu tugas kepolisian. Terutama dalam upaya pencegahan paham. Yang merusak ajaran Islam itu sendiri. Yang rahmatan lil alamin. “Nanti kami undang bapak ustad, untuk memberi kajian di tempat kami,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: