Dinkes Tasikmalaya Sempat Curigai Satu Pasien

Dinkes Tasikmalaya Sempat Curigai Satu Pasien

TASIKMALAYA – Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya sempat mengecek salah seorang pasien di Rumah Sakit Jasa Kartini (RSJK). Pasien yang baru sepekan datang dari timur tengah itu sempat dikhawatirkan terjangkit virus Corona.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari pihak RS Jasa Kartini. Ada salah satu pasien perempuan yang dicurigai suspect Corona. “Karena memang pasien itu batuk-batuk dan baru dari luar negeri sekitar enam hari yang lalu,” ungkapnya, kemarin.

Maka dari itu, pihaknya langsung mendatangi RSJK dan mengecek kondisi pasien. Setelah mengkaji dengan dokter yang menanganinya serta koordinasi dengan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung disimpulkan bahwa pasien tersebut negatif virus Corona. “Karena gejala trias bronkopneumonia (infeksi pernafasan karena virus) pun tidak ada,” ujarnya.

Sehingga, kata Uus, pasien tersebut tidak dilakukan isolasi oleh pihak rumah sakit. Untuk penyakit yang dideritanya pun bisa dilakukan dengan rawat jalan. “Tidak sampai harus kita take down, jadi tidak dilarang untuk bepergian ke luar rumah,” katanya.

Namun demikian, pengamatan tetap dilakukan jika ke depanmuncul gejala-gejala baru. Pihaknya sudah menyerahkan pengamatannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis. “Karena pasiennya memang warga Ciamis,” tuturnya.

Kecurigaan rumah sakit, kata Uus, merupakan hal yang wajar dan memang diperlukan. Namun bukan berarti harus memberikan paranoid di kalangan masyarakat. “Sebab kewajiban kita untuk selalu antisipatip ketika ada hal yang mencurigakan,” terangnya.

Di sisi lain, Walikota Tasikmalaya Drs H Budi Budiman menyebut, tidak etis bagi pihak mana pun yang melakukan penimbunan masker. Apalagi, tujuannya memanfaatkan kondisi seperti saat ini, di mana ketersediaan alat perlindungan tersebut lenyap di pasaran.

“Pemerintah melalui kepolisian, tegas, jangan sampai ada penimbunan. Memanfaatkan di situasi seperti ini, tidak etis dan keterlaluan. Mohon maaf ini demi kemanusiaan, jangan ada yang memanfaatkan situasi,” ujarnya.

Menurutnya, masyarakat tidak perlu panic buying membeli alat perlindungan diri semacam masker dan lain sebagainya. Apalagi sampai menyetok kebutuhan sembako untuk waktu lama, serta tidak mau keluar dari rumah beraktivitas. “Antisipasi dan waspada harus, tetapi jangan panik. Kami terus memantau perkembangan secara nasional, melalui media massa maupun koordinasi antar pemerintah,” kata Budi.

Budi berpesan masyarakat tetap menjaga pola hidup, beristirahat yang cukup sehingga antibodi kuat. Supaya meminimalkan risiko penyakit lain di samping virus Corona. “Ketika imun bagus dengan pola hidup bersih dan sehat, flu saja tidak akan terserang kan. Nah jaga diri kita supaya sehat, imun kuat,” tuturnya.

Adapun kekurangan masker yang terjadi di Kota Tasikmalaya, lanjut Budi, pihaknya akan coba menggalang untuk memenuhi kebutuhan di daerah. Dia meminta masyarakat selalu mencuci tangan setelah beraktivitas, sebagai antisipasi dari segala risiko. “Kalau pun nanti harus menggunakan dana kedaruratan, akan kami kaji dulu urgensinya. Terpenting, cuci tangan, kemudian ketika ada masker digunakan pada waktu dan tempatnya,” katanya.

Budi menambahkan, kondisi tubuh menentukan dalam penyebaran suatu penyakit. Maka, kata dia, ketika ada masyarakat mengalami batuk dan gangguan tenggorokan berkelanjutan, diminta segera konsultasi ke dokter. “Rumah sakit di kita pun sudah menyiapkan ruang isolasi, kita harap dua warga yang suspect Corona di Depok segera sehat dan tidak berdampak bagi masyarakat lainnya,” kata dia. (rga/igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: