Dua WNI Positif Lagi, RSHS Bandung Isolasi Pasien Berstatus PDP

Dua WNI Positif Lagi, RSHS Bandung Isolasi Pasien Berstatus PDP

JAKARTA- Benih wabah virus corona (Covid-19) dikhawatirkan terus menyebar. Pemerintah telah memberikan ilustrasi dampak dan kondisi nyata virus yang berasal dari Wuhan, China, itu. Jika awalnya hanya dua, kini bertambah menjadi empat orang terjangkit virus yang telah membunuh 3.412 orang dari 100.704 kasus yang kini masih ditangani sejumlah negara tersebut.

Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Achmad Yurianto, kembali memberikan warning terhadap kasus ini. “Perkembangan virus ini terus menjadi perhatian. Proses penelusuran pun dilakukan secara masif dan menyebar,” terang Yurianto saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (6/3).

Untuk kasus empat WNI itu, menurut Yurianto, saat ini telah diisolasi dan kondisinya pun stabil. Beberapa di antaranya masih ada yang batuk dan flu. “Ada juga yang masih suhu tubuhnya di atas 37, tepatnya 37,6 yang hari ini (kemarin, red). Data Sesditjen P2P dari kelompok pengiriman spesimen dari rumah sakit yang sampai pukul 22.00 WIB telah menerima 227 spesimen dari 61 rumah sakit di 25 provinsi dan tentunya adalah kasus-kasus pasien dengan pengawasan,” terang pria yang juga Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Penanganan Wabah Virus Corona, itu.

Dalam konferensi pers, Yurianto mengatakan ada dua lagi WNI yang dikonfirmasi positif terserang Covid-19.

“Kita dapatkan dua orang confirm. Positif, yang kita sebut sebagai kasus nomor tiga dan empat,” katanya di hadapan wartawan.

Kasus Covid-19 pertama dan kedua dilaporkan terjadi pada seorang ibu berusia 64 tahun dan anaknya yang berusia 31 tahun di Depok. Dua warga Indonesia yang sebelumnya dinyatakan positif terinfeksi virus corona itu kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Dikatakan, kasus tiga dan empat diduga positif terinfeksi virus corona karena melakukan kontak dekat dengan kasus satu dan kasus dua. Apalagi, terdapat influenza sedang yang diderita keempatnya. Influenza tersebut didapatkan setelah melakukan kontak. “Makanya di awal kita curigai ini suspect,” terang Yurianto.

Terpisah, Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta Utara dr Dyani Kusumowardhani mengatakan mereka memiliki enam dokter spesialis paru yang bekerja secara tim untuk menangani pasien positif Covid-19. “Sekarang kami punya tim dokter spesialis paru, ada enam. Memang gak enam-enam (terjun untuk satu pasien), tapi satu-satu dulu dan kerja semua kerja tim,” kata Dyani di Jakarta kemarin.

Enam dokter itu, kata Dyani, mulai bekerja ketika pasien suspect Covid-19 dirujuk oleh rumah sakit lain. “Kalau (pasien) rujukan dari luar, pasien itu tidak lewat instalasi gawat darurat lagi. Langsung masuk ruang isolasi, akan ditangani oleh tim yang disebut tadi,” kata Dyani.

Tugas mereka yang pertama adalah mengambil sampel cairan dari tenggorokan pasien untuk diuji di laboratorium penelitian dan pengembangan kesehatan. Selain itu, pengecekan juga dilakukan dengan mengambil sampel darah, foto rontgen, dan standar pengecekan lainnya.

Mereka yang melakukan pengecekan di dalam ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso diharuskan memakai pakaian pelindung diri dari penyakit menular. “Untuk semua petugas medis yang menangani pasien harus memakai alat perlindungan diri yang lengkap, seperti yang disebut baju astronot itu. Karena ada risiko untuk tertular, maka harus memakai itu,” ucap Dyani.

Semua petugas medis dan dokter yang dimiliki RSPI Sulianti Saroso juga difasilitasi dengan antibodi berupa multivitamin yang lengkap sehingga mampu menjaga kebugaran mereka yang bertugas. “Kami memberikan semua karyawan kami peningkatan daya tubuh seperti vitamin,” lanjutnya.

Sementara itu, sumber Fajar Indonesia Network (Radar Cirebon Group) menyebutkan RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung tengah mengisolasi tiga pasien baru dengan status pengawasan virus coronadi Ruang Isolasi Infeksi Khusus Kemuning (RIIKK).

Ya, saat ini ada yang masuk dengan gejala yang sama dan kami menyebut itu Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Sedang diproses pemeriksaan. Jadi ada tiga pasien, namun itu masih dalam proses pemeriksaan di laboratorium,” terang Direktur Utama RSHS Bandung Nina Susana Dewi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: