Angkat Home Industry, Pergelaran Ngetok Emping Diapresiasi

Angkat Home Industry, Pergelaran Ngetok Emping Diapresiasi

MAJALENGKA-Pergelaran Ngetok Emping dilaksanakan di Wisata Saung Pakuwon, Desa Kawunggirang, Kecamatan Majalengka, Minggu (8/3). Acara yang digelar oleh pemerintah desa berlangsung meriah dan beberapa rangkaian ancara lainnya seperti lomba kreasi emping, fotografi pemula, fashion show, live perform kecapi suling, penanaman pohon tangkil dan santunan bagi anak yatim, sukses dilaksanakan dan menjadi perhatian para pengunjung.

Kepala Desa Kawunggirang, Ili Hariri mengatakan kegiatan ini baru dilaksanakan pertama kali. Lewat Pergelaran Ketok Emping ini diharapkan makanan emping, yang terbuat dari biji melinjo bisa lebih terkenal dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

\"Karena Desa Kawunggirang itu sejak tahun 1980 yang lalu, home industry emping, sudah ada di Desa Kawunggirang namun hingga saat ini belum banyak yang mengetahui. Oleh karena itu saya berharap dengan dilaksanakan pergelaran ini, home industry emping meningkat dan mendobrak perekonomian masyarakat serta dikenal di Majalengka dan go international,\" jelasnya.

Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Drs Toto Prihatno SSos MP mengatakan Desa kawunggirang memiliki kreativitas berupa kreasi kuliner, sebagai penguatan daya tarik wisata yaitu Saung Pakuwon dan di harapkan menjadi aktivitas ekonomi kreatif.

\"Apalagi tren saat ini adalah pariwisata kreatif. Bukan hanya menikmati something to see, to do, tapi juga make dan buy. Wisatawan bisa ikut partisipasi membuat kreasi emping sampai dengan akhirnya membelinya,\" jelasnya.

Sementara itu Wakil Bupati Majalengka Tarsono D Mardiana, sangat mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini. Ia meminta semua organisasi perangkat daerah (OPD) untuk memberikan pembinaan kepada masyarakat.

\"Aktivitas apa saja yang ada di masyarakat harus dibina dengan tujuan bisa mendongkrak ekonomi masyarakat dan menjadi desa mandiri. Saya juga berharap ke depan home industry ini yang ada di Majalengka bisa diekspor ke luar negeri,” ungkapnya.

Apalagi menurutnya saat ini pemerintah daerah di Majalengka sedang fokus berbenah. Contohnya ruang-ruang publik dan obyek wisata diperindah. Kualitas sumber daya manusia ditingkatkan dan pemerintah desa dan pemerintah daerah harus bersatu. 

\"Karena bagaimanapun juga, menurut Tarsono agar wisatawan lokal maupun mancanegara bisa berkunjung ke Majalengka, pemerintah desa dan daerah harus bisa menciptakan lingkungan masyarakat yang ramah, bersih dan aman,\" ungkapnya.

Sejauh ini, kata Tarsono, pemerintah sudah menyebarkan surat edaran yang isinya semua OPD wajib menggunakan produk Majalengka dan memberikan pembinaan kepada masyarakat.

Serta dirinya juga meminta kepada pemerintah desa lainnya untuk kreatif,menginovasi dan mengembangkan desanya. \"Karena yang kita tanamkan. Desa itu tidak boleh manja, desa itu harus kreatif menginovasi mengembangkan dirinya. Kita pemerintah daerah itu baru mensupport setelah ada kemauan dari desa itu sendiri.

Jadi jangan selalu berharap, tapi harus tumbuh dari bawah,\"  tambahnya.

Terpisah Asep Nandang Rasadi sebagai Kabid Bina Desa DPMD Provinsi Jawa Barat menyampaikan salah satu tahapan agar desa dikategorikan desa mandiri ialah mengembangkan produk unggulan desanya. Di Provinsi Jawa Barat baru ada 98 desa yang tercatat sebagai desa mandiri

“Mudah-mudahan ditahun ini, desa mandiri bisa mencapai 200 lebih,\" ungkapnya. (bae)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: