Sudah 19 Positif, Ada yang Dirawat di Luar Jakarta

Sudah 19 Positif, Ada yang Dirawat di Luar Jakarta

Sudah 19 orang dinyatakan positif virus corona (Covid-19). Padahal sehari sebelumnya masih 6 pasien. Berarti langsung melonjak atau bertambah 13 orang kemarin.  Mayoritas terdampak imported case setelah bepergian ke luar negeri, terutama Singapura. Jumlah ini bisa saja terus bertambah sejalan dengan masifnya penyebaran virus asal Wuhan, China, sejak 19 Desember 2019.

====================

JURU Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengumumkan 13 penambahan pasien baru positif terjangkit Covid-19. “Sehingga jumlah yang terkonfirmasi positif sebanyak 19 orang,” ungkapnya di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/3).

Namun demikian, ia tak menyebut di mana lokasi pasien-pasien itu dirawat. Ia hanya menyebut mereka dirawat di ibu kota dan di luar ibu kota. “Dalam penanganan, ada yang di Jakarta dan ada yang di luar Jakarta,” ujar Yuri, sapaan akrab Achmad Yurianto.

Ia lantas menyebutkan satu per satu pasien baru positif tersebut. “Kita identifikasi kasus nomor 07, perempuan, 59 tahun, kondisinya nampak sakit ringan sedang, stabil. Ini kasus imported case. Yang bersangkutan baru kembali dari luar negeri dan menunjukkan gejala, lalu dilakukan pemeriksaan empat hari lalu, hasilnya hari ini (kemarin) positif,” kata Yuri.

Selanjutnya pasien 08, yakni laki-laki dengan usia 56 tahun. ”Pasien ini tertular oleh 07, karena memang suami istri, kondisinya sekarang menggunakan beberapa peralatan infus, oksigen karena sebelum kontak 07,” ungkap Yuri. (proses pasien terinfeksi, selanjutnya lihat grafis)

Yuri juga mengatakan kondisi empat dari 19 orang yang positif corona cukup bagus atau dalam keadaan baik-baik saja. “Kemarin saya rilis 1, 2, 3 dan 4 bagus ya,” katanya kepada wartawan.

Terkait kondisi yang semakin membaik, dia berharap pekan ini keempat pasien itu dapat dipulangkan setelah menjalani beberapa kali pemeriksaan dan dua kali hasil negatif. “Karena sudah gak ada lagi keluhan. Prinsipnya dua kali negatif pulang,” ucapnya.

Meski demikian, Yuri mengatakan pasien kasus 1 dan 2 mengalami tekanan psikologis sehingga mempengaruhi imunitas tubuh keduanya. “Untuk kasus 1 dan 2 tidak ada keluhan, dokter penanggung jawab pasien yang merawat menyampaikan kalau kasus 1 dan 2 mengalami beban psikologis karena identitas mereka terpublikasi beberapa waktu lalu,” ujarnya.

Pasien 1 dan 2 adalah seorang perempuan berusia 31 tahun dan ibunya yang berusia 64 tahun berdomisili di Depok, Jawa Barat. Keduanya dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Jakarta Utara sejak tanggal 1 Maret 2020.

Yuri menilai bahwa hasil positif keduanya karena imunitas tubuh juga dapat dipengaruhi oleh kondisi psikologis. “Mereka sekarang agak depresi akibat pernah mengalami hukuman sosial yang besar akibat identitasnya terungkap. Sekarang mereka agak tertekan dengan itu dan saya katakan dari awal faktor psikologis akan berpengaruh pada status imunitas seseorang,” tambahnya.

Menurut Yuri, RSPI Sulianti Saroso juga menyediakan psikiater untuk mendampingi keduanya. Sedangkan untuk pasien 3 dan 4 kondisinya juga lebih bagus dari sebelumnya. “Pasien 3 dan 4 jauh lebih bagus kondisinya dari pada sebelumnya. Mereka ada permintaan ke kami untuk memberikan garansi tidak akan mengumumkan nama mereka karena mereka takut seperti yang terjadi pada kasus 1 dan 2,” jelasnya.

Sementara itu Direktur RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril mengatakan pihaknya kembali nmenerima seorang pasien berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) pada Minggu (8/3). Sehingga menambah jumlah pasien yang dipantau terkait virus corona menjadi 10 orang.

“Pasien berjenis kelamin laki-laki, masuk ke RSPI pada jam sebelas malam (23.00 WIB) melalui rujukan salah satu rumah sakit swasta setelah tiga hari dirawat. Dia ada riwayat perjalanan ke Jepang dan ada latar belakang kontak seperti pasien kasus 1,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: