Warung Nasi Padang Sepi Pembeli Terdampak Corona, Omzet Turun sampai 80 Persen

Warung Nasi Padang Sepi Pembeli Terdampak Corona, Omzet Turun sampai 80 Persen

INDRAMAYU - Merebaknya virus corona berdampak pada omzet warung nasi padang. Pedagang nasi padang di Kabupaten Indramayu mengeluh, usahanya sepi pembeli sejak virus corona mewabah di Indonesia.

Ketua Forum Keluarga Minang Patrol (FKMP) Indramayu, Heru mengatakan, adanya wabah corona virus disease (Covid-19) atau virus corona dampaknya sangat dirasakan oleh pedagang. Tidak tanggung-tanggung, omzet penjualan turun hingga 80 persen.

“Turunnya drastis sekali, karena sepi pembeli. Termasuk para pelanggan warung nasi padang, juga berkurang. Omzet sampai turun lebih dari 50 persen, bahkan mencapai 80 persen, baru kali ini terjadi,” ujar ayah dua orang anak tersebut kepada Radar Indramayu,  Selasa (7/4).

Dikarenakan sepi pembeli, pedagangpun mengurangi nasi dan menu dagangannya. Bahkan tidak hanya warung nasi saja. Heru mengatakan, usaha dagang lainnya milik warga asal Minang, juga ikut terkena imbas wabah virus corona.

“Warung nasi dan usaha dagang lain itu, yang berada di lima wilayah zona enam atau eks Kawedanan Haurgeulis. Karena anggota FKMP ini, selain pedagang juga warga asal Padang lainnya yang tinggal di zona enam. Tapi, warung nasi padang lainnya di wilayah Kabupaten Indramayu, juga sama sepi pembeli,\" terangnya.

Heru menambahkan, turunnya omzet penjualan, dikarenakan sebagian besar masyarakat lebih memilih tinggal di rumah. Selain mencegah penularan virus corona, warga juga mengikuti anjuran imbauan pemerintah agar tinggal di rumah untuk sementara waktu

Sebelumnya, omzet rumah makan (RM) di sepanjang jalur pantura Bumi Wiralodra turun lebih dari 50 persen.

Mereka, akhirnya memilih gulung tikar ketimbang terus merugi. “Yang lain sih sudah ada yang keok, pada tutup. Kita, kalau seminggu lagi sepi, ya sudah istirahat dulu,” keluh Udin, pemilk rumah makan di Jalan Raya Kecamatan Lohbener, kemarin.

Dia mengaku penjualannya menurun dalam sebulan terakhir. Kedatangan konsumen ke rumah makannya juga semakin berkurang sejak diberlakukannya imbauan berdiam diri di rumah. “Biasanya sehari bisa dapat 3 jutaan, sekarang separuhnya saja untung-untungan,” keluhnya.

Pemilik warung makan lainnya, Warno membenarkannya. Efek dari daya beli masyarakat yang turun berimbas ke omzet warung miliknya. Hal ini lantaran mewabahnya pandemi ini masyarakat takut ke luar rumah atau ke warung-warung makan. “Banyak pelanggan yang masak dirumah sendiri. Kurangi keluar rumah,” ujarnya. (kom/kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: