Waspada, Episentrum Corona Bergeser ke Asia

Waspada, Episentrum Corona Bergeser ke Asia

Hasil penelitian tersebut, menunjukkan mitigasi dengan membatasi aktivitas warga dengan menutup sejumlah fasilitas publik hanya memperbolehkan mobilitas warga sekitar 50 persen penduduk.

Sementara jika langkah yang lebih ketat dengan cara supresi, seperti pemberlakuan denda, maka pergerakan warga hanya menjadi 10 persen.
Dengan strategi supresi, perkiraan angka kematian di Indonesia bisa ditekan sampai 120.000 jiwa. Namun jika langkah ini tidak diambil maka angka kematian bisa mencapai 1,2 juta jiwa.

Sementara sebagai pengamat virus Corona di Asia dan Afrika, Profesor Rob melihat peningkatan kasus yang baru-baru terjadi menunjukkan seluruh negara di seluruh dunia harus mengambil tindakan agresif untuk menghindari penyebaran dan memadamkan \"titik api\".

Ia menambahkan kesuksesan setiap negara dalam melawan virus Corona bergantung sepenuhnya pada kekayaan negara, pemerintah dan sistem kesehatan.

\"Saya rasa kita akan menghadapi era Covid jauh lebih lama dari apa yang kita kira. Kita akan mengalami gelombang kedua, ketiga atau keempat - ini yang terjadi dengan Flu Spanyol,\" tuturnya.

Setelah jumlah infeksi meningkat secara perlahan dalam tiga bulan terakhir, Jepang telah mendeklarasikan status darurat dan bersiap menghadapi peningkatan tajam jumlah kasus Covid-19.

Pemerintah Singapura pekan lalu telah memperbanyak tindakan penanganan virus Corona, termasuk menutup tempat kerja, sekolah dan melarang aktivitas yang dianggap tidak penting karena meningkatnya infeksi yang ditularkan dalam negara.

Profesor Teo Yik Ying dari Sekolah Kesehatan Publik Saw Swee Hock di National University of Singapore mendeskripsikan bahwa gelombang kedua kasus wabah virus Corona sebagai proses kenaikan kasus cepat yang sangat mengkhawatirkan.

\"Gelombang kedua virus Corona sebenarnya berasal dari orang-orang Singapura dan penduduk tetap yang baru kembali dari negara di mana terjadi penularan antar komunitas terjadi,\" kata Profesor Teo.

Ia mengatakan bahwa sistem kesehatan di Singapura dan Jepang harus siap menghadapi gelombang kedua. Singapura menurutnya sudah mengantisipasi kenaikan jumlah infeksi. (der/abc/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: