Waspada, Episentrum Corona Bergeser ke Asia

Waspada, Episentrum Corona Bergeser ke Asia

SEOUL - Episentrum atau pusat penyebaran virus Corona (Covid-19) kemungkinan besar akan berpindah dan semakin banyak. Bahkan, dapat diperkirakan negara-negara Asia dikhawatirkan menjadi pusat penyebaran baru virus Corona termasuk di Indonesia, selama vaksin virus Corona belum ditemukan.

Ahli kesehatan publik juga memperingatkan, jika masyarakat terlalu cepat kembali ke kehidupan normal, dunia justru akan lebih cepat mengalami gelombang kedua virus Corona.

Direktur Jenderal Institut Vaksin Internasional di Korea, Jerome Kim mengatakan, di tengah pelonggaran pembatasan aturan menjaga jarak, yang telah dilakukan beberapa negara dalam menangani virus Corona, penularannya masih jauh dari garis akhir dan tidak dapat diprediksi.

\"Wabah virus Corona belum bisa dikatakan berakhir sebelum betul-betul selesai. Ibarat angin yang selalu bergerak dan tanpa kita ketahui tiba-tiba menimbulkan api di belakang rumah kita,\" katanya kepada ABC ketika dihubungi di Seoul.

\"Karena penyebaran bisa dengan mudah terjadi. Misalnya melalui satu atau dua orang yang pergi jalan-jalan, kemudian terpapar virus Corona dan mereka membawa virus itu pulang ke rumahnya masing-masing,\" sambungnya.

Sebagai ahli yang mengamati situasi wabah virus Corona di Asia dan Afrika, Profesor Rob Moodie dari Sekolah Kesehatan Populasi di University of Melbourne mengatakan warga harus berhati-hati ketika melakukan \'physical-distancing\' atau menjaga jarak antar individu.

\"Kita akan segera menuju situa, di mana kita harus menimbang apakah orang yang sudah sembuh sebetulnya lebih berbahaya daripada penyakit itu sendiri. Inilah dilema yang sedang kita hadapi sekarang,\" kata Profesor Rob.

Ahli kesehatan publik juga khawatir, akan terjadi penularan yang tidak terkendali di tempat-tempat lain di Asia, sama halnya dengan di Afrika, yang artinya episentrum virus Corona akan terus berpindah.

\"Kemungkinan terjadinya besar,\" kata James Best, warga Australia yang juga profesor di Sekolah Obat Lee Kong Chian Singapura kepada ABC.

\"Negara di Asia seperti India dan negara-negara Afrika bisa terjadi outbreak tidak terkendali seperti yang sudah terjadi di China, Italia, Spanyol dan Amerika Serikat,\" imbuhnya.

Dokter Jerome Kim mengatakan, selama vaksin atau tindakan preventif yang tepat belum ditemukan, kehidupan tidak akan kembali ke normal.

\"Sebaiknya [untuk sekarang] kita jangan berpikir bahwa kita bisa lolos dari kemungkinan pengulangan wabah Covid-19,\" ujarnya.

Beberapa ahli mengatakan, negara berpopulasi padat, termasuk India, Indonesia dan Filipina berada dalam posisi \"rugi\". Karena sulit menerapkan aturan soal menjaga jarak antar warga dalam skala besar.

Senin lalu (6/4), Tim SimcovID yang terdiri dari sejumlah universitas dalam dan luar negeri telah meluncurkan pemodelan terbaru yang mensimulasikan Covid-19 di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: