Warga Kabupaten Cirebon yang Meninggal Positif Corona, Riwayatnya Sering Bolak-balik Jakarta

Warga Kabupaten Cirebon yang Meninggal Positif Corona, Riwayatnya Sering Bolak-balik Jakarta

CIREBON - Salah satu warga Kabupaten Cirebon yang meninggal beberapa hari lalu dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) akhirnya terkonfirmasi positif Covid-19. Data itu disampaikan Kadinkes Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni SKM saat dikonfirmasi Radar Cirebon, Rabu (15/4).

Menurut Enny, hasil tes swab untuk PDP yang meninggal itu sudah keluar dan dinyatakan positif. “Hasil tes sudah kita terima. Sebelum meninggal sempat diambil sampel swab. Dan ternyata hasil yang keluar memang positif Covid-19,” jelas kadinkes.

Enny mengatakan, aktivitas korban sering bolak-balik ke Jakarta yang merupakan salah satu titik episentrum penyebaran virus corona. “Sejak yang bersangkutan berstatus PDP, sudah kita petakan kontak eratnya. Kita data dan terus kita pantau. Korban aktivitasnya padat, bolak-balik Jakarta,” imbuhnya.

Enny menjelaskan, riwayat sakit hipertensi dan jantung yang membuat paparan virus corona semakin memeprburuk kondisi korban memburuk. Hingga akhirnya meninggal dunia saat dalam perawatan.

“Secara klinis dari hasil diagnosa tim medis, korban memiliki riwayat hipertensi dan jantung. Punya penyakit penyerta,” bebernya.

Hingga Kamis (15/4), Enny menyebutkan, total ada 9 warga yang meninggal dunia yang masuk daftar PDP dan ODP. Yakni 7 PDP dan 2 ODP.

Dari jumlah itu, 1 PDP yang meninggal dinyatakan positif corona, dan 1 lagi masih menunggu hasil tes swab. Sementara sisanya negatif corona.

Baca juga:

Kasus Corona Kabupaten Cirebon: Bertambah 2, Jadi 7 PDP Meninggal

Terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon Nanang Ruhyana mengatakan, sudah melakukan tracing atau penelusuran dari pasien ketiga yang terkonfirmasi positif terpapar virus corona. Hasilnya, didapatkan 19 orang yang kini masuk daftar orang tanpa gejala atau OTG.

“Hari ini (kemarin, red) hari kedua setelah didapatkan data-data awal. Artinya masih ada 12 hari ke depan untuk pihak puskesmas melakukan pemantauan. 19 OTG tersebut saat ini melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing. Apabila ada gejala klinis, maka statusnya segera naik menjadi ODP atau PDP. Tergantung gejala klinis yang dialami,” katanya.

Saat hari pertama pemantauan, turut pula dilakukan komunikasi dan edukasi cara karantina mandiri sesuai protokol. Yaitu selalu menggunakan masker, tempat makan dan minum terpisah, kamar tempat tidur terpisah, istirahat dan makan yang cukup.

Kemudian selalu cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, dan hindari kontak dengan orang lain. Jika ada gejala klinis seperti batuk, demam, pilek, sakit tenggorokan, dan sesak napas, maka segera menghubungi petugas atau pusat layanan kesehatan. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: