Ada Ayam Busuk di Bantuan Paket Sembako Warga Terdampak Covid-19

Ada Ayam Busuk di Bantuan Paket Sembako Warga Terdampak Covid-19

BANDUNG - Ada ayam busuk masuk dalam paket sembako yang dibagikan kepada warga terdampak covid-19. Berdasarkan informasi, paket sembako yang diterima dari Pemkab Bandung Barat kepada warga berisi beras 10 kg, kentang 1 kg, tomat 1 kg, buah pir 1 kg, telur 500 gram, mi instan 12 bungkus, minyak 2 liter, dan ayam potong 1 kilogram.

Penemuan ayam busuk dalam paket sembako terjadi di Desa Citapen, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat. Ada warga yang menerima 5 paket sembako melalui pihak desa, namun ayam potong yang diterima dalam kondisi busuk.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat, Hari Partomo mengatakan, paket sembako yang disiapkan untuk masyarakat dalam kondisi segar dan layak konsumsi. Namun akibat terlalu lama didistribusikan, akhirnya membusuk.

“Sebetulnya, bantuan itu ayam baku segar. Kemungkinan terlalu lama sampai ke tangan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sehingga daging ayamnya jadi kurang laik konsumsi,” ujar Hari.

Berdasarkan informasi, bantuan sembako yang didistribusikan tersebut senilai Rp 300 ribu untuk setiap KK yang terdampak Covid-19 selama dua bulan ke depan.

“Estimasi harga perpaket sembakonya Rp 300 ribu. Harga ayam di kisaran Rp 25 ribu – Rp 28 ribu perkilogram. Bantuan ini akan disalurkan secara bertahap selama dua kali dalam sebulan,” bebernya.

Mengenai ayam busuk yang diterima warga dan menyebabkan item sembako lainnya itu tercemar, pihaknya mempersilakan masyarakat untuk melapor dan mengembalikan paket bantuan tersebut ke Dinsos KBB agar bisa langsung diganti dengan paket sembako yang masih segar dan laik konsumsi.

Agar kejadian yang sama tidak terulang, ke depan pihaknya akan mengganti bantuan sembako berupa daging ayam potong dengan telur agar tidak membusuk meskipun terlambat sampai ke KPM.

“Untuk tahap berikutnya sedang dalam tahap evaluasi. Kemungkinan ayam akan diganti dengan telur agar tidak terjadi kejadian serupa,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Citapen, Asep Wahid Abdurrahman, mengatakan saat penyaluran bantuan, dirinya mengaku tidak tahu menahu apa isi paket sembako tersebut. Dirinya hanya sebatas menyalurkan bantuan pada yang berhak.

“Bantuan itu datang dari kecamatan ke desa sampainya magrib. Otomatis kami enggak berikan langsung, diberikan ke warganya keesokan harinya. Kita juga tidak tahu isinya apa. Jadi bukan barangnya yang tidak layak pakai. Hanya ada permasalahan saat teknis pendistribusian,” ungkap Asep saat dihubungi. (yud/mg6/yan/jabar ekspres)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: