Napi Giat Ibadah, Ngaji Quran pun Makin Lancar di Lapas Klas 1 Cirebon

Napi Giat Ibadah, Ngaji Quran pun Makin Lancar di Lapas Klas 1 Cirebon

Tidak terasa, bulan Ramadan tinggal menyisakan 10 hari terakhi. Di fase ketiga bulan Ramadan ini, merupakan itqun minan nar (pembebasan dari api neraka). Di fase inilah, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) atau napi di Lapas Klas 1 Cirebon lebih giat beribadah.

KHOIRUL ANWARUDIN, Cirebon

SALAH satunya adalah Imad. Sudah 14 tahun ia mendekam di lapas tersebut usai divonis bersalah atas kasus pembunuhan berencana. Pada tahun 2005 lalu, Imad yang masih berusia 19 tahun terlibat masalah dengan tetangganya.

Ia yang gelap mata kemudian menghabisi bersama dengan ketiga orang lainnya. “Saat itu dia ngancam- ngancam keluarga saya. Saya tidak terima. Jam 6 saya rencanakan (pembunuhan), jam 7-an kejadian,” ungkapnya kepada Radar Cirebon melalui Skype yang disediakan pihak lapas.

Sebelum polisi datang, ia kabur. Selama 7 hari ia menjadi buronan. Ada rasa penyesalan. Namun saat itu, ia juga takut dimasukan ke dalam penjara.nNamun demikian, sepandai-pandainya ia bersembunyi, pihak kepolisian akhirnya menemukanya juga. Imad dibekuk dan langsung dijebloskan ke dalam tahanan. Imad didakwa melakukan pembunuhan berencana. Hakim memvonis hukuman penjara seumur hidup.

“Setelah 4 bulan di Rutan (Garut) saya dipindahkan ke sini (Lapas Kesambi). Awalnya takut karena sebelumnya belum pernah masuk penjara. Tapi setelah itu jadi terbiasa,\" ungkapnya. Imad menuturkan, saat ini, kegiatanya di lapas kebanyakan dilakukan di dalam kamar sel tahanan.

Wabah Pandemi Covid-19, membuat aktivitasnya di dalam lapas semakin terbatas. Tak ada lagi kegiatan pembinaan keterampilan dan keagamaan. Waktunya di luar kamar tahanan juga hanya sebentar. Itupun dihabiskan untuk berjemur saja. “Dulu sih pas bulan puasa, kegiatan pembinaanya banyak. Ada pengajian, salat traawih berjamaah, belajar membaca Alquran. Tapi sekarang karena ada wabah, semuanya dikurangi atau ditiadakan,\" ungkapnya.

Meski demikian, ia mengaku akan memanfaatkan bulan Ramadan ini dengan banyak melakukan ibadah. Meskipun itu hanya dilakukan di dalam kamar tahanan saja, yang berisikan sekitar 15 napi.  Beruntung, ia pun kini sudah bisa membaca Alquran. Sedikit demi sedikit ia mengamalkan membaca Alquran meskipun tidak ada guru yang menemaninya. “Alhamdulillah kalau baca Alquran sudah bisa. Tapi nggak tahu panjang pendeknya benar apa tidak,” ungkapnya.

Imad berharap bahwa kesalahannya di masa lalu diampuni. Terlebih di bulan yang mulia ini, ia sangat mengharapkan ampunan dan kasih sayang Allah SWT. Tak lupa, permintaan maaf juga ia sampaikan untuk keluarga korban. Ia juga berharap keluarganya bisa menerimanya kembali dengan baik.

“Sebenarnya kangen juga dengan keluarga. Biasanya setiap setahun sekali ada yang nengokin. Sekarang kondisinya seperti ini. Mungkin tidak bakal ditengok. Tapi tidak apa apa. Karena di sini juga sudah seperti keluarga,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: