Ribuan Rumah Terendam Rob, Efek Breakwater Ambruk dan Tanggul Empang Jebol
INDRAMAYU-Nasib memilukan diderita penduduk Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur. Di tengah pandemi Covid-19, ribuan jiwa di kawasan pesisir pantai utara ini harus hidup di tengah kepungan banjir rob.
Kondisi ini akibat jebolnya tanggul empang persisnya di Blok Karang Baru Pangpang I RW 01 yang mengalami jebol akibat abrasi diterjang air pasang. Imbasnya, sekitar 2000 rumah warga yang berada di sebelah utara pinggir jalan raya tersapu banjir rob.
“Sekitar 2000 rumah yang terdampak. Tersebar di Blok Pangpang 1, 2, Blok Condong, Prempu 1 dan 2. Ketinggian air rata-rata sedengkul, sudah masuk kedalam rumah,” sebut Kuwu Desa Eretan Wetan, H Edi Suhedi kepada Radar Indramayu, Senin (1/6).
Banjir rob, lanjutnya, mulai terjadi sejak sepekan lalu, tepatnya dua hari menjelang hari raya Idul Fitri 1441 H. Saat itu, gelombang tinggi ditambah hujan deras membuat air laut meluber ke wilayah permukiman penduduk. Berlangsung sangat cepat, wargapun terkaget lantas mengungsi ketempat lebih aman salah satunya ke kantor Desa Eretan Wetan.
Terjangan itupun membuat beberapa titik breakwater atau batu pemecah ombak ambruk. Dari situlah pasang air rob lantas menghantam tanggul empang dan akhirnya jebol. “Panjang tanggul yang jebol sekitar 100 meteran. Kami bersama Muspika Kandanghaur sudah meninjaunya bareng-bareng,” ungkapnya.
Atas saran Camat Kandanghaur, pihaknya langsung membuat proposal kepada Bupati Indramayu melalui Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk meminta bantuan perbaikan tanggul yang jebol.
Kuwu Edi berharap, perbaikan tanggul bisa secepatnya dilakukan. Pasalnya, dimasa terang bulan rob rutin menerjang sampai tak kenal waktu. “Warga kami saban hari was-was. Soalnya rob ini gak pernah surut. Mohon secepatnya dilakukan perbaikan,” pintanya.
Kecemasan warga di pemukiman paling utara di pesisir Eretan Wetan itu kian menjadi seiring masih berlangsungnya cuaca buruk. Warga disana khawatir akan dampak ombak pasang laut kian menjadi dan terus menyapu seluruh pemukiman nelayan.
Selain perbaikan tanggul, pihaknya juga meminta breakwater pun turut diperbaiki. Sebabnya, bronjong pengaman dari batu yang dibangun pemerintah itu saat ini sudah tenggelam, sehingga tidak bisa menahan air pasang laut naik ke pemukiman warga.
“Breakwater itu dulu tingginya sekitar 2 meter, namun sekarang ambles hingga tingginya kurang dari 1 meter. Konstruksi batu untuk pemecah gelombang ini juga banyak yang bolong sehingga tidak berfungsi optimal saat air laut pasang,” terangnya. (kho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: