Tutup Jalan Bikin Repot, Warga Sidamulya Harus Memutar Jauh
CIREBON– Rekayasa penutupan sejumlah ruas jalan, di Kota Cirebon telah berlangsung hampir 20 hari, sejak diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Dinas Perhubungan (Dishub) mengklaim kebijakan ini efektif mengurangi kepadatan kendaraan di jalur-jalur ramai, bahkan di akhir pekan sekalipun.
Namun, warga yang tinggal di sekitar lokasi penutupan jalan justru merasa sangat direpotkan. Salah satunya dialami warga RW 11 Sidamulya, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, yang pemukimannya hanya berjarak 200 meter dari titik awal pemblokiran Jl Cipto Mangunkusumo.
Sudah hampir 20 hari ini, warga yang beraktivitas dan melintas dari arah Jl By Pass atau Jl Pemuda, tidak bisa langsung pulang dengan langsung belok kiri ke arah Jl Cipto Mk. Terutama setiap pukul 13.00-18.00 WIB.
Warga terpaksa harus memutar ke Jl Sudarsono, dan Jl Setiabudi-Jl Sutomo untuk bisa pulang menuju mulut gang permukimannya. Jarak yang harus ditempuh bertambah antara 1-1,5 kilometer. Padahal, gang rumah mereka hanya berjarak 200 meter.
Ketua RW 11 Sidamulya, H Ade Heri Heryanto menjelaskan, warga mendukung adanya PSBB dalam rangka menekan penyebaran Covid-19 di Kota Cirebon. Bahkan, di lingkungannya, warga juga memberlakukan karantina mandiri di gang-gang pintu masuk ke pemukiman.
Akan tetapi, yang cukup merepotkan warga adalah penyekatan di Jl Cipto Mk, yang membuat mereka harus memutar cukup jauh. Misalnya saja, Ade yang juga bekerja sebagai seorang guru pada salah satu SMA di Jl Perjuangan, ketika hendak pulang ke rumahnya pada jam perbelakuan pemblokiran jalan, harus memutar dulu cukup jauh.
“Kalau yang dari arah Gunungsari sih tidak ada masalah. Kalau yang dari arah Pemuda, harus mutar-mutar dulu ke Sudarsono, Setiabudi, dan Jl Sutomo,” kata Ade, kepada Radar Cirebon.
Di sekitar kawasan itu, memang ada beberapa jalan tikus. Salah satunya di Jl Setiabudi. Namun, gang kecil yang hanya cukup buat lewat sepeda motor, selama PSBB juga tutup.
Pedagang warkop di salah satu ruas jalan yang diblokir, Iis mengatakan, pemblokiran sejumlah ruas jalan ini belum terlalu berdampak pada pedagang seperti mereka. Apalagi, usaha warkop pada bulan puasa kemarin memang tidak seramai saat diluar bulan puasa. Hanya saja, selepas bulan puasa pun belum terasa ada lonjakan.
KEPADATAN PINDAH
Di ruas jalan yang diblokir klaim kepadatan yang berkurang, bisa dibenarkan. Namun kondisi berbeda di ruas jalan sekitarnya yang justru mengalami kepadatan. Setiap Jl Cipto Mk diberlakukan penutupan, Jl Setiabudi menerima limpahan kendaraan.
Akses jalan sempit yang melalui permukiman warga malah kerap tersendat. Begitu juga di u-turn Jl Cipto Mk seberang Laura Salon.
Meski ditutup di Jl Pemuda, namun faktanya Jl Cipto Mk tetap bisa diakses dari arah Gunungsari. Sehingga warga yang hendak menuju ke pusat kota, tetap bisa menggunakan ruas jalan ini dengan cara memutar di beberapa titik u-turn.
Persoalan kepadatan lalu lintas karena ada rekayasa penyekatan, juga sempat terjadi di Jl Ciremai Raya. Namun, titip penutupan saat ini dipindah dan sudah tidak terjadi lagi kepadatan signifikan di ruas jalan sekitarnya. Hanya saja, warga harus berputar-putar untuk melewati pos-pos rekayasa jalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: