Sekolah Swasta Minta PPDB Tahun Ajaran 2020/2021 Fair
CIREBON- Jajaran pengurus Badan Musyawarah Pergiruan Swasta (BMPS) Kota Cirebon mendatangi kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Jumat (5/6). Mereka menyampaikan sejumlah aspirasi, yang salah satuan meminta agar pelaksanaan penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021 berjalan fair.
Ketua BMPS Kota Cirebon, H Abu Malik mengatakan, kepala sekolah negeri harus komitmen mengikuti aturan perwali yang sudah dibuat untuk ditaati, tidak ada PPDB susulan atau tahap lanjutan. Ketika sudah habis masa pendaftaran, agar tidak dibuka lagi. “Kalau sudah selesai ya selesai. Apakah nanti ada sekolah negeri atau swasta kekurangan siswa, kalau ketentuannya seperti itu ya diikuti saja,” ujar Abu, dalam pertemuan tersebut.
Disampaikan dia, adanya PPDB lanjutan berkaca dari pengalaman sebelumnya. Ketika ada sekolah yang kuotanya tidak terpenuhi justru masih diperbolehkan menerima siswa. Padahal, dalam rentang waktu itu, masih banyak sekolah swasta yang jumlah siswanya minim.
Tidak hanya itu, sekolah negeri agar tidak menambah rombongan belajar (rombel) dan harus sesuai dengan kapasitas yang sudah ditentukan dalam perwali.
Demikian pula dengan sekolah yang pendaftarnya lebih sedikit dari kuota rombel maupun kuota, juga diharapkan bisa menerima kondisi apa adanya. Tidak boleh menambah atau melakukan perpanjangan waktu penerimaan PPDB ketika waktu pendaftarannya sudah ditutup.
BPMS juga meminta kepada dinas pendidikan untuk memperketat keluarnya rekomendasi izin baru bagi sekolah swasta yang hendak didirikan. Kemudian mengoptimalkan fungsi pengawas sekolah dalam melakukan pembinaan kepada sekolah swasta agar bisa sama-sama maju dan berkembang.
Kepala Dinas Pendidikan, Irawan Wahyono SPd MPd menyampaikan, pihaknya terbuka dengan saran dan masukan dari siapapun. Apalagi yang tujuanya membangun pendidikan yang baik. “Kami sudah mendorong penghapusan stigma sekolah favorit, sekolah didorong memiliki brand,” kata Irawan.
Disampaikan dia, sekarang sudah tidak ada zaman lagi untuk bersaing tidak sehat dalam mendapatkan murid. Justru semua sekolah berlomba memberikan terbaik brand product school. Dengan adanya brand sekolah, diharapkan menjadi alasan bagi orang tua dan calon siswa untuk memiliki sekolah tersebut. “Kami ingin sekolah punya brand dan menonjolkan keungguannya masing-masing. Ada yang tahfidz, sekolah sehat, Smart School IT, dan lain sebagainya,” tandasnya.
Untuk mengarah ke sana, pihaknya juga telah berupaya mengoptimalkan agar membina kepada sekolah membiasakan berpacu dengan keunggulan yang dimiliki. Dengan upaya ini, diharapkan sudah tidak ada lagi dikotomi sekolah favorit dan tidak.
PPDB, kata dia, sebetulnya mendorong agar semua sekolah juga menonjolkan brand-nya. Tujuannya, agar masyatakat memilih sekolah bukan berdasarkan favorit, tapi tertarik dengan keunggulan setiap sekolah, negeri maupun swasta. (azs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: