Mantan Ketua Agen Rahasia Inggris Bantah Pernyataan Ilmuwan China soal Virus dari Kelelawar dan Trenggiling

Mantan Ketua Agen Rahasia Inggris Bantah Pernyataan Ilmuwan China soal Virus dari Kelelawar dan Trenggiling

JAKARTA - Mantan Ketua Agen Rahasia Inggris, M16, Sir Richard Dearlove, menyebut virus corona merupakan buatan manusia.

Menurutnya, virus corona telah dimulai secara tidak sengaja di laboratorium di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Terlebih, kata dia, virus tidak berada di pasar basah yang sebelumnya diklaim berpindah dari kelelawar ke manusia. Untuk itu, ia meminta China bertanggung jawab atas tingginya kematian dan dampak ekonomi yang timbul.

Sebelumnya, ilmuwan China menyatakan, virus tersebut berasal dari kelelawar dan trenggiling yang dijual di pasar hewan Wuhan. Namun, pernyataan tersebut disanggah Sir Richard.
Dari laporan intelejen yang diperolehnya, rangkaian genetik Covid-19 sengaja dibuat bukan hasil evolusi secara alami seperti yang diungkap ilmuwan China.

Berdasarkan hasil penelitian Rumah Sakit St George di University of London, ditemukan ada bagian DNA virus yang sengaja dimodifikasi.
Lebih lanjut, Sir Richard menyebut ilmuwan China melakukan percobaan spesimen Covid-19 pada hewan (kelelawar) yang kemudian dinyatakan lepas dari laboratorium kesehatan Wuhan.

\"Ini merupakan sebuah urusan berisiko jika ada melakukan sebuah kesalahan,\" kata Sir Richard dikutip dari The Sun.

Sir Richard mengatakan, para ilmuwan di salah satu fasilitas telah melakukan percobaan penyambungan gen dalam upaya untuk mengidentifikasi patogen yang berpotensi berbahaya seperti epidemi SARS pada tahun 2003. Menurutnya, itu adalah bisnis yang berisiko jika seseorang membuat kesalahan.

\"Lihatlah kisah-kisah dari upaya oleh kepemimpinan (China) untuk mengunci setiap perdebatan tentang asal-usul pandemi dan cara orang ditangkap atau dibungkam,\" ujarnya seperti dikutip Arab News, Jumat (5/6).

\"Saya pikir itu akan membuat setiap negara di dunia memikirkan kembali bagaimana ia memperlakukan hubungannya dengan China dan bagaimana masyarakat internasional berperilaku terhadap kepemimpinan China,\" ujarnya menambahkan dalam wawancaranya dengan The Telegraph.

Namun demikian, Pemerintah Inggris mengatakan, pihaknya telah melihat \"tidak ada bukti\" yang menunjukkan bahwa virus itu berasal dari laboratorium.

Kota di China itu merupakan rumah bagi dua laboratorium yang telah melakukan tes pada kelelawar serta virus corona pada masa lalu. Laboratorium itu adalah Pusat Pengendalian Penyakit Wuhan dan Institut Virologi Wuhan.

Kehadiran kedua fasilitas ini telah memicu spekulasi bahwa Covid-19 adalah hasil dari kesalahan manusia. Spekulasi menyebut virus lolos dari batas pengujian untuk mencapai populasi lokal secara tidak sengaja.

Pandemi virus corona yang ditetapkan WHO sejak Maret lalu, membuat banyak negara menerapkan lockdown guna memutus rantai penyebaran Covid-19. Konsekuensinya, aktivitas bisnis dan ekonomi dunia terganggu.

\"Ini (Covid-19) memicu isu, jika China akhirnya mengaku bertanggung jawab, apakah itu akan cukup membayar kerugian?\" ucapnya.
\"Saya pikir isu tersebut akan membuat setiap negara di dunia berpikir bagaimana berbahayanya punya hubungan dengan China,\" imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: