Aktivitas Sudah Normal Pasca Banjir Rob, Warga Kawasan Pesisir Waswas Penyakit dari Sampah di Muara

Aktivitas Sudah Normal Pasca Banjir Rob, Warga Kawasan Pesisir Waswas Penyakit dari Sampah di Muara

Hampir sepekan kemarin warga di Kawasan Pesisir Kota Cirebon mesti menghadapi musibah banjir rob. Seteiap sore, rumah, jalanan dan kawasan permukiman terendam banjir. Kemarin, aktivitas warga sudah kembali normal.

KHOIRUL ANWARUDIN, Lemahwungkuk

SEKELOMPOK anak nampak bermain di ruang terbuka di lingkungan mereka. Tak ada trauma atas apa yang baru mereka alami. Warga lain juga nampak tidak terpengaruh. Kejadian ini sudah berpuluh-puluh tahun mereka alami.

Setiap tahunnya, permukiman di wilayah pesisir memang kerap diterjang rob pada musim seperti sekarang ini. Kendati yang terjadi pekan kemarin bisa dibilang paling parah dari biasanya.

Pasca banjir rob yang menggenangi pemukiman warga kawasan pesisir Kota Cirebon, warga pun sudah mulai beraktivitas normal. Sudah dua hari, rob tak menggenangi pemukiman warga. Meskipun ada sebagian warga yang masih waswas air pasang akan kembali datang.

Sepekan sebelumnya, kawasan pesisir Kota Cirebon dari Pesisir Panjunan hingga Pegambiran tergenang banjir rob. Ratusan rumah warga terendam banjir dengan ketinggian antara 30-50 cm. Banjir menggenangi jalan hingga perabotan rumah milik warga.

Sebagian pemuda di Kampung Kesunean dan Cangkol bahkan memanfaatkan waktu sore dengan bermain voli dan olahraga lainya. Para pedagang juga kembali berjualan seperti biasa.

“Alhamdulillah, rob sudah tidak datang lagi,” ucap Sukarya, Ketua RW 07 Kesunean Utara Kelurahan Kasepuhan, kepada Radar Cirebon, Minggu (7/6).

Warga nampak kerja bakti bersih-bersih di lingkungan tempat tinggal mereka. Warga di RT 01 dan 06 bahkan menguras saluran air yang mampet karena sampah yang terbawa saat ada banjir rob.

Sukarya berharap, banjir rob tidak datang lagi. Sebab, warga sudah cukup kerepotan mesti tiap hari membersihkan rumah dan lingkungan di sekitarnya. Mengingat saat terjadi air pasang, sampah yang berada di muara sungai dan pantai terdorong masuk ke areal permukiman.

Ketua RW 09 Kesuenan Selatan, Pepep Nurhadi juga bersyukur banjir rob sudah tak datang lagi. Pasalnya banjir rob telah mengganggu aktivitas warga. Dari sisi kesehatan, rob juga mengancam warga. Khususnya untuk penyakit kulit dan diare yang biasa menyerang warga saat terjadi rob. “Insya allah sudah tidak ada (potensi terjadinya rob lagi),” ungkapnya.

Sementara itu, rob juga menyisakan masalah lain. Yakni penyakit kulit dan ISPA serta diare yang menyerang warga. Khususnya anak anak dan orang tua. Warga mengeluh gatal-gatal, kutu air, dan batuk pilek.

Salah satu warga RT 09 RW 06 Cangkol Selatan, Riyani (30) mengatakan, banjir rob membuat anak anaknya menderita infeksi kulit. “Tangannya tuh pada gatal-gatal. Namanya anak-anak kalau ada air pengennya berenang. Susah dibilangin. Padahal sudah saya larang,” ujarnya.

Hal yang sama dikatakan Jubaedah (40). Gatal gatal itu bahkan dirasakan oleh dirinya sendiri. Idah –demikian dia biasa disapa- tinggal di sekitar Muara Sungai Cipadu mengatakan, kondisi muara yang kotor dan penuh sampah dan juga banjir rob yang biasanya terbawa dari saluran selokan menjadi penyebab banyak warga yang terkena penyakit kulit. “Kita juga khawatir itu akan menjadi sarang penyakit. Takut kena DBD juga,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: