BMW Tenaga “Listrik”, Mengaspal secara Virtual

BMW Tenaga “Listrik”, Mengaspal secara Virtual

Pandemi covid-19 menghantam semua sektor. Tanpa terkecuali Lembaga Pelatihan dan Ketrampilan (LPK). Siswa turun drastis hingga 80 persen dibandingkan sebelum wabah merajalela.

ABDULLAH, Kesambi

PENERAPAN pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berdampak serius pada lembaga kursus mengemudi. Jumlah siswanya turun drastis. Praktik mengemudi pun dilakukan terbatas.

Kondisi ini tidak membuat LPK Ekajaya Berindo kehilangan akal. Untuk memberikan kenyamanan siswa yang belajar kursus setir mobil, LPK yang sudah berdiri sejak 61 tahun lalu ini menghadirkan mobil BMW bertenaga listrik untuk belajar menyetir mobil.

Memang mobil BMW ini tidak bisa turun langsung ke jalan raya, karena sudah didesain ulang menjadi simulator. Melalui simulator ini, Ekajaya berusaha menghadirkan siswa menyetir mobil terasa sesungguhnya. Termasuk sambil membawa penumpang.

Pimpinan Operasional Ekajaya Berindo Cirebon, Ade Sunarjo Danu mengungkapkan, BMW simulator ini memberikan kemudahan siswa yang kursus setir mobil. Hadirnya simulator memberikan nuansa menyetir mobil sesungguhnya. “Ini mobil BMW asli, hanya mesin kita copot dan kita desain menjadi simulator dengan tenaga listrik, ban mobil, bodi mobil termasuk setir, tempat duduk asli mobil BMW,” kata Ade, kepada Radar Cirebon.

Pria berkacamata ini mengakui, pandemi covid-19 dengan penerapan social distancing berdampak bagi lembaga pelatihan. Masyarakat dalam kondisi panik dan ketakutan sehingga mereka menunda berbagai kegiatan.

Di tengah kondisi demikian, lembaga kursus justru seperti terlupakan oleh pemerintah. Padahal lembaga kursus ada di bawah naungan dinas pendidikan dan dinas tenaga kerja. “Sampai sekarang belum ada kebijakan kaitan pekerja di kursus. Apakah bantuan atau apa,” tuturnya.

Disampaikan dia, di tengah kondisi seperti sekarang, Ekajaya tetap berusaha buka, tapi tetap memprioritaskam tetap protokol covid-19. Termasuk membersihkan mobil begitu siswa selesai praktek. Termasuk memggunakan masker dan face shield bagi instruktur.

Untuk pembelajaran teori menggunakan zoom meeting dan tidak ada tata muka langsung. Makanya saat praktik, wajib memggunakan masker, dengan durasi waktu praktek selama  1 jam. “Sebelum pandemi siswa bisa 80-100, tapi sejak pandemi hanya belasan siswa,” terangnya.

Ekajaya juga menggelar kelas online berbasis learning managemen sistem. Tujuannya semua orang yang  meningkatkan kompetensi tanpa harus datang. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: