Alur Mahabrata dan Ramayana, Dakwah Melalui Wayang Disesuaikan dengan Syariat Islam

Alur Mahabrata dan Ramayana, Dakwah Melalui Wayang Disesuaikan dengan Syariat Islam

Dakwah di zaman modern bisa melalui segala cara. Media sosial dianggap paling populEr untuk masa sekarang. Namun, penyampaian melalui wayang tidak pernah luntur oleh zaman.

ADE GUSTIANA, Cirebon

MENJAGA kelestarian itu menjadi komitmen. Program Njujug Tajug kerja sama Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi), PCNU Kabupaten Cirebon dan Radar Cirebon Televisi (RCTV), akan ditayangkan dalam beberapa episode mengulas kesenian-kesenian khas Cirebon.

Dalam program ini, tidak hanya menampilkan kesenian. Tetapi diikuti dengan talk show yang membahas pemaknaan dari seni dan budaya yang diitampilkan. Sehingga masyarakat diharapkan dapat memahami makna-makna dari kesenian yang mereka saksikan.

Salah satunya seni wayang kulit beragam kisah dan pesan moril disampaikan. Salah satunya perjalanan dakwah Syekh Syarif Hidayatullah di Tiongkok. Elang Agung Wijaya K bertindak selaku dalang sangat piawai menggerakkan dan mengisahkan kejadian seolah kembali pada masanya. Wayang Kulit Wisesa Sedjati menjadi nagungan dalang muda tersebut.

Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Cirebon Dalang Sudarso mengatakan, banyak hikmah yang diambil dari kisah Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Wayang kulit, menjadi alat penyebaran agama Islam sejak dulu. Yakni pada waktu sidang para wali di Demak.

Saat itu, lanjutnya, salah satu wali yang khusyuk terhadap seni wayang kulit adalah Sunan Kalijaga atau Raden Said. Dimana salah satu misinya saat itu berdakwah melalui kesenian.

Setelah melihat alur Mahabrata dan Ramayana, akhirnya disesuaikan dengan syariat-syariat Islam, didukung oleh Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Kudus, dan lainnya. Dan sampai saat ini, seni wayang tersebut masih dilestarikan.

Wayang Cirebon memang berbeda dengan jenis wayang lain, baik struktur cerita, dialog maupun gamelannya. Gaya wayang Cirebon ini, tidak lepas dari pengaruh Sunan Kalijaga yang menggunakan wayang sebagai instrumen dakwah.

Sunan Kalijaga ketika itu menggunakan nama Ki Dalang Sunan Panggung. Dalam perjalanannya, dakwah lewat kesenian berhasil mengislamkan penduduk di Cirebon, Indramayu hingga Pamanukan, Subang.  (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: