Batal Rapid Test di Pasar Jagasatru

Batal Rapid Test di Pasar Jagasatru

CIREBON – Rencana rapid test di Pasar Jagasatru batal dilakukan. Akhirnya, tes cepat masal dialihkan ke Pasar Kramat. Informasi yang dihimpun Radar Cirebon, pedagang, suplier maupun warga yang beraktivitas di pasar induk menolak.

Namun, hal itu dibatantah Wakil Walikota Cirebon, Dra Hj Eti Herawati. Disebutkan dia, Pasar Jagasatru merupakan pasar induk yang aktivitas orang di dalamnya tidak hanya berasal dari wilayah Kota Cirebon saja. “Bukan penolakan, cuma diperlukan persiapan yang lebih matang, agar pelaksanaan tes berjalan efektif,” ujar Eti, kepada Radar Cirebon, Kamis (11/6).

Kendati demikian, dia tidak menampik, ada kekhawatiran dari pedagang, suplier dan lainnya ketika dilaksanakan rapid test ada yang reaktif dan dilakukan penutupan pasar.

Padahal, skrining ini penting dilakukan mempertimbangkan Pasar Jagasatru merupakan pasar induk dan menjadi sentra bertemunya pedagang, maupun suplier komoditi pangan terutama sayur mayur dari berbagai daerah bahkan lintas provinsi.

“Pasar jagasatru memang menjadi sebuah pasar induk, dan yang datang ke Jagasatru bukan masyarakat Kota Cirebon saja, bahkan tidak hanya Ciayumajakuning saja, tapi Brebes dari Jawa Tengah dan sekitarnya juga ada. Jadi persiapannya harus lebih kompleks,” ungkapnya.

Menurutnya, kalaupun hendak dilakukan rapidtest, harus ada komunikasi dengan pemerintah daerah dari daerah lain. Misalnya, bagaimana penanganan bila ada warga dari daerah lain yang reaktif dan lainnya.

Hal ini berkaitan dengan penulusuran kontak dan lain sebagainya. Dia menambahkan, lain halnya dengan pasar lokal yang sekarang digelar rapid test, seperti Pasar Kramat. Koordinasi lebih mudah dilakukan, karena yang beraktivitas di dalamnya masih orang-orang sekitar Kota Cirebon saja. “Sebetulnya bukan penolakan, tapi kalau dikasih pemahaman yang baik, nanti juga akan menyentuh ke sana,” imbuhnya.

Keterangan berbeda disampaikan Kepala Dinas Kesehatan, dr Edy Sugiarto MKes. Dalam rapat evaluasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dia menyinggung adanya penolakan dari kepala Pasar Jagasatru untuk dilakukan rapid test.

Kondisi ini sangat disesalkan. Mengingat yang menyampaikan penolakan justru pimpinan pengelola pasar. “Mereka menganggap gugus tugas menyebarkan virus,” tukasnya. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: