ITB Olah Aki Bekas Minim Timbal

ITB Olah Aki Bekas Minim Timbal

BANDUNG- Peleburan aki bekas ilegal menjadi problem lingkungan yang krusial saat ini. Pasalnya, salah satu material utama yang diolah adalah timbal (Pb).

Timbal memiliki berbagai dampak negatif terhadap manusia dan lingkungan jika tidak diolah dengan bijak. Dosen Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB) Zulfiadi Zulhan menyebut hampir 80 persen Pb digunakan aki kendaraan bermotor.

Aki yang berfungsi sebagai penyimpan energi listrik dalam bentuk kimia pada kendaraan bermotor seakan menjadikannya bagian tak terpisahkan.

Adapun material utama penyusunnya adalah timbal (Pb) baik dalam bentuk logam maupun pasta. Namun, permasalahan ditimbulkan saat aki sudah habis umur pakainya karena timbal mengakibatkan beberapa dampak negatif jika tidak diolah secara benar.

Zulfiadi juga mengulas tentang proses pengolahan aki bekas yang ramah lingkungan. Ini dilatarbelakangi kebutuhan aki terus melonjak untuk beberapa tahun ke depan dengan salah satu indeks pertumbuhannya mencapai 6,09 persen. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan populasi manusia yang selaras dengan peningkatan kebutuhan kendaraan bermotor.

Tak kalah menarik, produksi timbal dari proses daur ulang lebih tinggi daripada hasil penambangan dari alam. “Kedepannya, timbal harus dapat didaur ulang dengan bijaksana untuk mengurangi dampak pada lingkungan dan sebagai bentuk konservasi sumber daya alam,” ungkap Ketua Prodi Teknik Metalurgi ITB tersebut.

Sampai sekarang, proses daur ulang aki bekas secara konvensional masih marak di tengah-tengah masyarakat karena prosesnya yang mudah dan tidak membutuhkan biaya investasi tinggi. Kegiatan peleburan ini disebut juga Backyard Lead Smelting yang memanfaatkan prinsip peleburan timbal dengan tungku terbuka karena titik lebur timbal relatif rendah dibanding logam lain, yaitu 327,5 derajat celsius. (fin/tgr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: