Di Jawa Timur Ada Klaster Jenazah

Di Jawa Timur Ada Klaster Jenazah

SURABAYA – Kasus corona virus disease (covid-19) di Jawa Timur belum juga melandai. Dari paparan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, ada klaster baru yakni klaster jenazah.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19,  Doni Monardo meminta agar Pemprov Jawa Timur agar segera mengambil langkah serius. Terutama melalui beberapa pendekatan masyarakat. Salah satunya melalui pendekatan yang dimulai dari peran para anggota keluarga.

Doni meminta agar peningkatan kapasitas dan pemahaman masyarakat dalam penanganan jenazah Covid-19 harus ditingkatkan. Sehingga diharapkan tidak ada lagi upaya pengambilan jenazah pasien terkonfirmasi Covid-19 secara paksa oleh pihak keluarga.

“Setiap ada pasien yang relatif sudah risikonya tinggi, maka ini perlu penegasan kepada keluarga untuk disampaikan sehingga mereka tidak gegabah untuk mengambil alih jenazah, yang dampaknya akan timbul kasus baru,” jelas Doni, dalam arahannya kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Daerah Provinsi Jawa Timur.

Tidak hanya itu, Pemprov Jatim agar lebih fokus membuat kajian dan memetakan seluruh permasalahan yang kemudian menjadi pemicu tingginya angka kasus Covid-19 di wilayah timur Pulau Jawa.

Arahan tersebut disampaikan Doni mengingat bahwa angka penambahan kasus Covid-19 di Jawa Timur sudah semakin tinggi dan menyusul wilayah DKI Jakarta. Bahkan angka kematian di Jawa Timur tertinggi dibanding wilayah lain di Indonesia.

“Perlu dilakukan kajian. Penyebab utamanya apa,” kata Doni memberikan sambutan dalam kunjungan kerja di Gedung Grahadi, Surabaya.

Menurutnya, kajian dan pemetaan tersebut akan menjadi dasar awal untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan dan kebijakan penanganan sesuai kondisi dan kebutuhan tiap-tiap wilayah.

Sebagai informasi, hingga Rabu (24/6) kasus penambahan Covid-19 di Jawa Timur ada sebanyak 183 orang, sehingga totalnya menjadi 10.298. Kemudian untuk pasien sembuh bertambah 80 dan totalnya adalah 2.995 orang. Sedangkan kasus meninggal dilaporkan menjadi 750 setelah ada penambahan sebanyak 9 orang. (yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: