Tiongkok Protes Rencana Latihan Perang AS di Laut China Selatan

Tiongkok Protes Rencana Latihan Perang AS  di Laut China Selatan

BEIJING - Tiongkok menolak kritik yang dilontarkan Departemen Pertahanan Amerika Serikat atas rencana untuk mengadakan latihan militer di Laut China Selatan. Washington harus disalahkan atas peningkatan ketegangan di wilayah tersebut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian dalam taklimat harian di Beijing, Jumat (3/7) menegaskan, Tiongkok berhak menggelar latihan militer di wilayah tersebut. Pasalnya, area yang digunakan berada dalam wilayah kedaulatan Tiongkok.

Zhao balik mengatakan bahwa negara-negara nonregional tertentu, yang melakukan latihan militer di Laut China Selatan, memberikan dampak pada stabilitas di kawasan.
Zhao tidak menyebutkan nama negara mana pun, tetapi AS telah melakukan banyak pelayaran dengan mengirimkan kapal perangnya melalui Laut China Selatan untuk menegaskan kebebasan akses ke jalur perairan internasional tersebut.

AS menuduh Tiongkok membuat Laut China Selatan jadi kawasan militer dan mencoba menakut-nakuti negara-negara Asia sekitar, yang mungkin ingin mengeksploitasi cadangan minyak dan gasnya yang besar. Tiongkok mengaku 90 persen Laut China Selatan, yang secara potensial kaya energi. Namun, Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga mengaku bagian-bagian dari perairan itu, yang setiap tahun menjadi lalu lintas perdagangan senilai sekitar USD 3 triliun (setara dengan Rp45 kuadriliun).
Pekan lalu, Tiongkok mengumumkan bahwa pihaknya telah menjadwal lima hari latihan mulai 1 Juli dekat kepulauan Paracel, yang diklaim oleh Vietnam maupun Tiongkok. \"Latihan militer merupakan rangkaian panjang terbaru dari tindakan PRC untuk menyatakan pendakuan tidak sah atas wilayah laut dan merugikan para jirannya di Asia Tenggara di Laut China Selatan,\" kata pernyataan Pentagon, mengacu PRC untuk menyebut Republik Rakyat Tiongkok.

Vietnam dan Filipina juga mengkritik rencana latihan militer Tiongkok dan memperingatkan bahwa tindakan itu dapat menciptakan ketegangan di kawasan serta berdampak pada hubungan Beijing dengan negara-negara tetangganya.
Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin memperingatkan bahwa Tiongkok akan menghadapi respon paling keras, (melalui jalur) diplomatik atau apa pun yang sesuai jika latihan-latihan itu meluas ke wilayah Filipina.

\"Yang pasti, Tiongkok sama berhaknya, seperti kekuatan lain mana pun, untuk memohon kebebasan navigasi dalam latihan militernya. Tetapi kebebasan itu, perlu diingatkan, harus dijalankan dengan jujur dan tidak mengganggu pelayaran,\" kata Locsin. (jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: